Siapapun yang ingin meraih kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat, hendaknya ia mulai menerapkan rasa takut kepada Allah dalam setiap gerak langkahnya. Karena hanya dengan kita takut kepada Allah SWT, maka kita dapat selamat dari kelalaian dan selamat dari segala macam perbuatan dosa atau maksiat. Selain takut kepada Allah SWT, kita pun harus penuh harap hanya kepada Allah, namun dalam tulisan ini, yang dibahas khusus mengenai takut kepada Allah SWT.
Kalau kita perhatikan dan renungkan, betapa Allah SWT mengungkapkan di dalam Al Qur’an keadaan dan kisah orang-orang yang disiksa. Ini dimaksudkan agar dapat menanamkan rasa takut kepada hamba-hamba-Nya, sehingga hamba-hamba-Nya takut untuk melakukan dosa. Dan sebaliknya bukankah Allah SWT mengungkapkan rahmat-Nya yang luas, kemuliaan, ampunan dan kenikmatan surga. Ini dimaksudkan agar hamba-hamba-Nya melaksanakan perintah-Nya, berbuat kebaikan dan menghindari segala macam dosa dan maksiat. Allah memerintahkan kita agar takut kepada-Nya. Rasa takut merupakan inti dari segala kebaikan. Oleh karena itu barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka dia tidak akan bisa menghentikan diri dari berbuat maksiat dan tidak bisa menjalankan perintah-Nya. Rasa takut merupakan pelita dalam hati, dengannya seseorang akan mampu mellihat dan membedakan antara kebaikan dan keburukan.
Dengan kita takut kepada Allah SWT dapat dihasilkan sifat wara (berjaga-jaga), takwa dan mujahadah (optimalisasi) kita akan berjuang keras untuk mengoptimalkan segala yang baik. Jadi takutnya kita kepada Allah SWT akan melahirkan perbuatan-perbuatan terpuji yang bisa mendekatkan kita kepada Allah SWT. Ketahuilah, bahwa hawa nafsu syahawat pun dapat dicegah dengan takutnya kita kepada Allah. Dan bila kita ingin agar hati kita lebih condong kepada akhirat dan ingin bisa berhasil mengatasi segala macam godaan dunia, agar tidak menjadi hamba yang cinta dunia, maka jalan takut kepada Allah adalah jalan yang harus kita tempuh.
Berikut beberapa keutamaan takut kepada Allah yang ada dalam Al Quran :
- Takut kepada Allah termasuk kedudukan yang paling utama dalam Agama Islam dan takut itu adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: ”……karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS Al Imran 3] :175)
- Allah SWT memuji para malaikat karena mereka selalu takut kepada Allah SWT, Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: ”Mereka takut kepada Rabb mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)” (QS. An Nahl [16]:50)
- Allah SWT berfirman: ”…..Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku……. (QS. Al-Maa’idah [5]: 44).
- ”Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga”. (QS. Ar Rahman [55]: 46)
- Allah SWT berfirman: Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (QS. Al-Mukmin [23]: 60)
- ”Dan barang siapa yang takut kepada Allah dan rasul-Nya, dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan” (QS. An-Nuur [24]:52)
Ibnu Katsir berkata: “Orang yang takut kepada Allah maksudnya takut berdiri di hadapan-Nya dan takut hukuman-Nya, sehingga ia bisa menahan hawa nafsunya di dunia dan senantiasa kembali mentaati seruan-Nya.”
Berikut beberapa hadits shahih tentang keutamaan takut kepada Allah SWT:
- Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
- Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
Jika seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang tidak mengharapkan surga-Nya. Jika orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorangpun yang putus dari rahmat-Nya (HR. Muslim) - Rasulullah SAW juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
- Rasulullah SAW juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah SWT, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan berkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
- Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW tentang perkara yang diriwayatkan beliau dari Tuhannya. Allah berfirman: Demi kemulian-Ku, Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku akan memberikannya rasa aman di Hari Kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di Hari Kiamat. (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)
- Dari Ibnu Abas, ia berkata; ketika Allah menurunkan ayat ini kepada Nabi-Nya: ”Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluarga kalian dari Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu….”. (QS. At-Tahrim [66]: 6). Pada suatu hari Rasulullah SAW. membacakan ayat ini kepada para sahabat, tiba-tiba ada seorang pemuda yang terjungkal pingsan. Kemudian Nabi SAW meletakkan tangan beliau di atas hatinya, dan ternyata masih berdetak jantungnya. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Wahai anak muda ucapkanlah: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’”, maka pemuda itu pun mengucapkannya. Kemudian beliau memberikan kabar gembira kepadanya dengan surga. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, apakah pemuda itu termasuk golongan kita?” Rasulullah bersabda; apakah kalian tidak mendengar firman Allah: Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku. (HR. Hakim)
- Dari Tsauban r.a, dari Nabi SAW beliau bersabda: ”Aku akan memberitahukan beberapa kaum dari umatku. Di hari kiamat mereka datang dengan membawa kebaikan seperti gunung Tihamah yang putih. Tapi Allah menjadikannya bagaikan debu yang bertebaran. Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah sifat mereka dan jelaskanlah keadaan mereka agar kami tidak termasuk bagian dari mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Rasulullah SAW bersabda, “Ingatlah!, mereka adalah bagian dari saudara kalian dan dari ras kalian. Mereka suka bangun malam sebagaimana kalian, tapi mereka adalah kaum yang jika tidak dilihat oleh siapa pun ketika menghadapi perkara yang diharamkan Allah, maka mereka melanggaranya.” (HR. Ibnu Majah). Karena itulah pentingnya takut kepada Allah, karena betapapun banyak amal ibadah kita, tapi kalau rasa takut kita kepada Allah SWT tidak ada, maka akan sia-sia segala amal ibadah kita.
- Abdullah bin Mas’ud menceritakan kepada kami dua hadits, salah satunya berasal dari Nabi SAW dan satu lagi dari dirinya sendiri ia berkata:
Sesungguhnya orang yang beriman akan melihat dosa-dosanya seolah-olah ada di atas gunung. Ia takut (dosa itu) jatuh menimpanya. Sedangkan orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menghampiri hidungnya, kemudia ia berkata mengenai dosanya, “Seperti inikah?” Abu Syihab berkata dengan tangannya yang diletakkan di atas hidungnya. (HR. Bukhari) - Ditanyakan kepada Rasulullah SAW manusia manakah yang paling utama? Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang bening hatinya dan jujur lisannya.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah!, Kami sudah mengetahui maksud ‘jujur lisannya’, namun apa yang dimaksud dengan ‘bening hatinya’?” Rasulullah SAW bersabda, “Adalah hati yang takut (kepada Allah) dan bersih. Di dalamnya tidak ada dosa, sifat jahat, kedengkian, dan iri.” (Al-Kinani berkata, “Sanad hadits ini shahih”. Al-Baihaki meriwayatkannya dalam kitab sunannya dari arah tersebut).
Orang yang takut kepada Allah SWT dan khawatir menanggung beratnya perhitungan amal kelak pada hari kiamat, tentu akan meninggalkan segala bentuk maksiat dan selalu bertakwa kepada Allah dimana saja, kapan saja dan ia akan merasa selalu diawasi Allah.SWT.
Rasa takut kepada Allah SWT merupakan tanda kebenaran iman. Jika rasa takut itu hilang dari hati kita, maka hati kita pun jauh dari iman, karena manusia akan senantiasa berada di atas jalan kebenaran selama memiliki rasa takut kepada Allah di dalam hatinya. Jika hilang rasa takutnya, ia pasti menyimpang.
Jika rasa takut kita kepada Allah SWT telah sempurna, maka kita tidak akan pernah takut kepada apapun, siapapun, selain Allah. Jika rasa takut kita kepada Allah menipis, maka kita akan menjadi semakin takut kepada makhluk. Dan inilah syirik tersembunyi yang hampir kebanyakan dari kita mengalaminya. Dan solusi dari ini semua adalah mengikhlaskan diri kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar