Segala puji bagi Allah. Kita memuji memohon pertolongan dan meminta ampunanNya, dan kita berlindung kepada Allah dari kejelekan diri-diri kita, dan keburukan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri hidayah (petunjuk) maka tiada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka tiada yang dapat memberinya hidayah. Dan aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad ج adalah hamba dan utusanNya. Semoga sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepadanya. Amma ba`du:
Allah berfirman di dalam kitabNya yang mulia, mengingatkan kita untuk memelihara nikmat:
+وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ_ [النحل/112]
“Dan Allah membuat suatu perumpamaan sebuah kota yang dahulunya aman lagi tentram. Rezki mendatanginya dari segala penjuru, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Kemudian Allah menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang telah mereka perbuat.“
Allah berfirman di dalam kitabNya yang mulia:
+لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آَيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ * فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ * ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُور_ [سبأ/15-17]
“Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda-tanda kekuaasaan Allah di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri, (kemudian dikatakan kepada mereka) makanlah dari rezki Robbmu dan bersyukurlah kepadanya. Negri yang baik dan Robb yang gofur (maha pengampun). Tetapi mereka berpaling, kemudian kami datangkan kepada mereka banjir yang besar, dan kami ganti kedua kebun mereka dengan kedua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr. Demikianlah kami berikan balasan kepada mereka karena kekafiran mereka, dan tidaklah kami mengazab kecuali orang-orang yang kafir.“
Dan Allah berfirman:
+وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ_ [إبراهيم/7]
“Dan ingatlah ketika Robbmu berfirman: Sesungguhnya jika kamu bersyukur sesungguhnya kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.“
Dan “kufur“ di sini mencakup kufur ingkar dan kufur nikmat. Dengan berlandaskan dalil-dalil dalam bab ini, dan Allah telah memerintahkan kita semua untuk senantiasa mengingat ni`matnya. Allah berfirman:
+يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ_ [المائدة/11]
“Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan ni’mat Allah (yang telah dikaruniakan kepadamu).“
Dan fiman Allah :
+فَاذْكُرُوا آَلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾ [الأعراف/69]
“Ingatlah nikmat-nikmat Allah agar kamu mendapat keberuntungan.“
Dan tidak diragukan lagi bahwa ni’mat jika tidak dijaga akan hilang dan jika dijaga akan tetap, dengan dalil ayat yang telah disebutkan. Dan dengan firman Allah :
﴿لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ﴾ [إبراهيم/7]
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur sungguh kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.“
Dan sesungguhnya Allah cemburu terhadap hamba-hambaNya, dan kecemburuan Allah tatkala hambaNya mendatangi apa yang dia haromkan, karena sesungguhnya dia menciptakan hamba-hambaNya untuk menyembahNya.
Allah berfirman:
﴿ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ*مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ*إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ﴾ [الذاريات/56]
“Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembahku, Aku tidak menginginkan sedikitpun rezki dari mereka dan tidak pula menginginkan supaya mereka memberi makan Aku. Sesungguhnya Allag Dialah Ar-Rozzak (maha pemberi rezki) yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh.“
Dan Allah tidak menciptakan mereka untuk bermain-main, lalai dan bermaksiat. Bahkan memperingatkan mereka dari bahaya berbuat maksiat kepadaNya.
﴿وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ﴾ [النساء/14]
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rosulNya, dan melanggar ketentuan-ketentuannya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan.“
Dan Allah berfirman:
﴿فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا * فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا * السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولًا﴾ [المزمل/16-18]
“Maka Fir`aun mendurhakai Rosul itu, maka kami siksa dia dengan siksa yang berat. Maka bagaimana kamu melindungi dirimu, jika kamu telah mengkufuri hari yang menjadikan anak-anak beruban. Terpecah belah langit karenanya, dan adalah janjiNya pasti terlaksana.“
Dan Allah berfirman:
﴿قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ﴾ [النور/54]
“Katakanlah: Ta’atilah Allah dan RosulNya! Dan jika kamu berpaling, maka sesungguhnya baginya apa yang dibebankan kepadanya. Dan bagimu apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu mena`atinya niscaya kamu akan mendapat petunjuk. Dan tidaklah kewajiban Rosul kecuali menyampaikan amanat Allah dengan jelas.“
Dan ini sebagai pendahuluan mengenai keadaan kita dari kebaikan pada negri ini, yang di dalamnya ada mesjid-mesjid yang dimakmurkan, dan juga sekolah-sekolah (sekalipun masih banyak yang perlu ditanbih dan diperbaiki) dan padanya keamanan secara umum – ولله الحمد -. Dan di dalamnya ada unsur kecintaan kepada agama dan hal ini telah berakar (mendarah daging) pada penduduk negri ini. Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi dengan sabdanya:
« الإيمان يمان والحكمة يمانية والفقه يمان ».
“Keimanan di Yaman dan hikmah dari Yaman dan fiqih di Yaman.(1)“
Dan datanglah utusan kepada Nabi dari Yaman, Sedang Bani Tamim telah berada disekitarnya, kemudian beliau bersabda:
« أَبْشِرُوا يَا بَنِى تَمِيمٍ ». قَالُوا يا رسول الله بَشَّرْتَنَا فَأَعْطِنَا. قال عبد الرحمن فَتَغَيَّرَ وَجْهُ رسول الله ، قال فَجَاءَ حيٌّ من الْيَمَنِ ، فَقَالَ « يَا أَهْلَ الْيَمَنِ ، اقْبَلُوا الْبُشْرَى إِذْ لَمْ يَقْبَلْهَا بَنُو تَمِيمٍ ». قَالُوا قَبِلْنَا جِئْنَاكَ لِنَتَفَقَّهَ فِى الدِّينِ وَلِنَسْأَلَكَ عَنْ أَوَّلِ هَذَا الأَمْرِ فَأًخْبَرَ رَسُولُ الله بِأَوَّلِ هَذَا الأَمْر وانطلق رسول الله يحدثهم منشرحا من طلبهم ومن إقبالهم على العلم.
“Bergembiralah wahai Bani tamim! Lalu mereka menjawab: wahai Rosulullah engkau telah memberi kami kegembiraan, maka berikanlah! Berkata Abdurrohman: maka berubahlah roman wajah Rosulullah, kemudian datanglah utusan dari Yaman, kemudian beliau bersabda: “Terimalah kabar gembira jika Bani Tamim tidak menerimanya!“ Mereka mengatakan: Kami telah menerimanya wahai Rosululloh. Kemudian utusan dari Yaman mengatakan: Kami mendatangimu untuk mempelajari dien ini, dan bertanya tentang permulaan perkara ini(1). Kemudian beliau mengabarkan tentang permulaan perkara ini(1), dengan lapang dada, dan senang dengan pertanyaan, dan kesungguhan mereka dalam menuntut ilmu.“
Dan tidaklah asing utusan dari Al-As`ariyyin dan selain mereka kepada Rosulullah bagi siapa yang memperhatikan hal itu dan membaca perjalanan orang Yaman yang telah menempuh jalan yang baik ini.
Dan kami- ولله الحمد- di zaman ini melihat kebaikan dan kejelekan tetap ada dan pelaku kebaikan banyak, dan negri kita adalah negri Islam. Dan kita semua muslimin dan pemerintah muslimin dan kebaikan tetap ada. Selama keadaan masih demikian adanya, maka wajib bagi kita untuk saling menasehati tentang apa yang terjadi dari hal-hal yang mungkar dari waktu ke waktu.
Dan Allah berfirman menyifati kaum muminin:
﴿فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى * سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى * وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى * الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى * ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى﴾ [الأعلى/9-13]
“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat, akan mendapat pelajaran orang yang takut (kepada Allah). Dan akan menjauhi peringatan orang-orang yang celaka, yaitu orang yang akan masuk api yang menyala (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak pula hidup.“
Ayat ini terkandung di dalamnya sifat muminin bahwasanya mereka mengambil pelajaran. Dan akan tadzakkur (mengambil pelajaran) siapa saja yang takut kepada Allah dan takut ketika berdiri di depanNya, dan takut akan siksa dan pertanyaanNya, dimana mereka pada saat itu tanpa alas kaki, dan mata mereka terbelalak, dan tanpa pakaian, tiada harta di sisinya dan juga anak, sanak keluarga yang dekat dan yang jauh kecuali amalannya, yang mana dia menghadap Allah hanyalah dengan amalannya belaka. Jika amalan tersebut adalah kebaikan maka dibalas juga dengan kebaikan, dan jika kejelekan maka akan dibalas dengan kejelekan pula. Allah berfirman:
﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾ [الزلزلة/7، 8]
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun niscaya dia akan melihat balasannya juga.“
Tadzakkur adalah kebiasaan seorang mu`min, karena kadang-kadang datang kepadanya kelalaian, atau was-was syaithon, juga teman duduk jelek yang membuatnya senang kepada kebatilan kemudian dia mengingat Allah ـ, maka ketika itu ia menyadari kesalahannya dan tadzakkur (mengambil pelajaran).
Allah berfirman:
﴿وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ﴾[الذاريات/55]
“Dan berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.“
Bermanfaat baginya manfaat yang besar. Dan kerapkali peringatan itu menjauhkannya dari kemungkaran yang besar. Dan mendorongnya (dengan kebaikan tersebut) menuju kebaikan yang besar. Dan (seorang mu’min dan mu’min lainnya, bagaikan satu bangunan saling menguatkan satu sama lain)(1), menasehatinya, mewasiatkan kepadanya dan mengingatkannya kepada Allah ـ. Dan sungguh bukanlah ini (demi Allah) kecuali dari sisi hak muslim kepada muslim yang lain. Dan karena sesungguhnya Allah berfirman dalam kitabnya yang mulia:
﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾
“Maka barangsiapa yang mengamalkan sebesar dzarrah kebaikan, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengamalkan sebesar dzarrah kejelekan maka niscaya dia akan melihat balasannya juga.“
Dan Allah berfirman:
﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾ [الأنبياء/47]
“Dan Kami akan meletakkan timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidaklah seseorang didzolimi sedikit pun. Dan walaupun amalan tersebut hanya sebesar biji sawi, pasti Kami akan mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.“
Pada hari kiamat semua manusia akan dihisab sesuai dengan amalannya. Allah berfirman:
﴿وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ﴾ [الأنعام/164]
“Dan tidaklah seseorang membuat dosa, melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Robbmulah kalian akan kembali. Dan akan diberitakan kepada kalian apa yang kalian dulu perselisihkan.“
Dan Allah berfirman:
﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾ [الأنبياء/47]
“Dan Kami akan meletakkan timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidaklah seseorang didzolimi sedikit pun. Dan walaupun amalan tersebut hanya sebesar biji sawi, niscaya Kami akan mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.“
Tetapi yang wajib adalah nasehat dan perbaikan, dan hendaknya nasehat itu dihargai, dan agar masyarakat mengetahui bahwa Allah telah menjelaskan dalam kitab-Nya tentang keutamaan ilmu dan pemiliknya.
Allah berfirman:
﴿وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ﴾ [العنكبوت/43[
“Dan itulah permisalan yang kami misalkan bagi manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.“
Karena sesungguhnya ‘alim (orang yang berilmu) tidaklah dia berbicara dengan hawa nafsunya, hanya saja dia berbicara karena takut akan bahaya. Yang telah dijelaskan oleh Rosulullah sebagaimana di sohihain, dari hadits Zaenab binti Jahsy ك (istri Nabi ) dia berkata:
اسْتَيْقَظَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - مِنَ النَّوْمِ مُحْمَرًّا وَجْهُهُ يَقُولُ )) لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَاجُوجَ وَمَاجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ(( وحَلَّقَ قُلْتُ: أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ )) نَعَمْ ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ((
“Nabi terbangun dari tidur dengan roman muka yang merah, seraya berkata:لااله إلا الله kecelakaanlah bagi kaum Arab, dari bahaya yang telah mendekat, telah dibuka hari ini dari dinding Ya’juj dan Ma’juj sebesar ini (sambil melingkarkan jarinya) Aku berkata: Wahai Rosulullah apakah kita akan dibinasakan sedangkan di antara kami ada orang-orang soleh? Beliau berkata: Iya jika telah banyak kejelekan.“
Dan al-khubts (kejelekan) yang dimaksud di sini adalah kemaksiatan dan kedurhakaan. Sama saja apakah kemaksiatan tersebut berbentuk kesyirikan, kebid’ahan dan khurafat atau berbentuk kerusakan dengan sebab pelacuran dan zina. Dan perkara-perkara yang menggiring kepada perbuatan zina seperti lagu-lagu dan musik, dan orang-orang yang mendatangi kerusakan baik dari kalangan pria atau wanita.
Dan hari raya yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) ini, yang memiliki iklan secara meluas dan tersebar masyhur, dan telah berulang-ulang, ini termasuk hari raya orang kafir, dan termasuk dari perkara yang muhdats (dibuat-buat tanpa landasan syar`i). Padahal Nabi bersabda sebagaimana di hadits Ibni ‘Umar :
))بعثت بالسيف حتى يعبد الله وحده لا شريك له وجعل رزقي تحت ظل رمحي وجعلت الذلة والصغار على من خالف أمري ومن تشبه بقوم فهو منهم((
“Aku diutus dengan pedang, sampai Allah disembah tidak ada sekutu bagiNya, dan dijadikan rezkiku di bawah naungan tombakku. dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa yang menyelesihi perintahku, dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan meraka.“
Dan Allah berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا﴾ [النساء/144]
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian menjadikan orang-orang kafir sebagai wali (penolong) selain orang-orang yang beriman. Inginkah kalian mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksa kalian?!“
Sama saja apakah pertolongan itu berbentuk ucapan atau perbuatan semua itu harom hukumnya. Dan hari raya orang kafir termasuk sebab untuk menyerupai mereka (tasyabbuh dengan mereka), mencintai, dan menempuh cara mereka. Sedangkan Allah berfirman:
﴿لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ﴾ [المجادلة/22]
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling mencintai dan berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RosulNya. Walaupun mereka bapak-bapak mereka, atau anak-anak mereka, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka.“
Maka mencintai orang-orang kafir dan menyerupai mereka (tasyabbuh) baik di hari raya mereka atau menyerupai mereka diseluruh perkara mereka merupakan perkara yang sangat diharomkan. Allah berfirman:
﴿فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ﴾ [المائدة/52]
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nashoro) mereka berkata: Kami takut akan mendapat bencana. Maka pasti Allah akan mendatangkan kemenangan kepada RosulNya atau keputusan dari sisiNya. Kemudian mereka menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.“
Sama saja apakah bersegera dalam amalan-amalan mereka, atau perkara-perkara mereka, atau menyerupai mereka, atau apa yang semisalnya, semua itu harom. Dan termasuk di antara sebab kebinasaan.
Hari raya ini merupakan sebab kerusakan dan perzinahan. Dan kecintaan itu sendiri apabila dilandasi karena Allah demikian pula kebencian karena Allah, maka ini adalah hal yang baik sekali. Bersabda Nabi :
((الحب في الله والبغض في الله من أوثق عرى الايمان))
“Kecintaan dan kebencian karena Allah merupakan ikatan keimanan yang paling kuat.“
Dan bersabda Nabi sebagaimana dalam as-shohih:
))أن رجلاً زار أخاً له في قريةٍ أخرى، فأرصد الله تعالى على مدرجته ملكاً، فلما أتى عليه قال: أين تريد ؟ قال: أريد أخاً لي في هذه القرية. قال: هل لك عليه من نعمةٍ تربها عليه ؟ قال: لا، غير أني أحببته في الله تعالى، قال: فإني رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما أحببته فيه((
“Ada seorang yang mengunjugi saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah mengutus malaikat untuk mengujinya, ketika malaikat itu menemuinya ia bertanya: Kamu mau kemana? Dia menjawab: Saya ingin mengunjungi saudaraku di desa ini. Malaikat itu berkata: Apakah kamu merasa berhutang budi padanya, sehingga kamu mengunjunginya? Dia menjawab: Tidak melainkan karena saya mencintainya karena Allah. Malaikat itu berkata: Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, dan bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karenaNya. (1)“
Dan telah tsabit dari hadits Mu`adz bin Jabal di sisi Malik di Muwatho, bahwasanya Rosulullah bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Robbnya :
()وَجَبَتْ مَحَبَّتي لِلْمُتَحَابِّينَ فيَّ، والمُتَجالِسِيْنَ فيَّ، وَالمُتَزَاوِرِينَ فيَّ، وَالمُتَبَاذِلِينَ فيَّ((
“Telah pasti kecintaanku bagi orang yang saling mencintai, bermajelis, mengunjungi, dan memberi karenaKu.“
Dan Allah berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴾ [المائدة/54]
“Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa yang murtad di antara kalian, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mererkapun mencintaiNya, lemah lembut terhadap orang mu`min dan keras terhadap orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki Dan Allah wasi`un (maha luas) `alim (maha mengetahui).“
Maka di dalamnya terdapat Fadhilah (keutamaan) mencintai karena Allah. Saling mencintai karena Allah adalah perkara yang dituntut secara syar`i, dan padanya keutamaan yang besar.
Perkara yang kedua dari cinta yang dibolehkan (mubah) seperti kecintaan seseorag kepada anaknya, atau kepada istrinya, atau kerabat dekatnya. Maka ini termasuk cinta yang dibolehkan dan disyariatkan.
Dan terkadang bisa jadi mustahab, dibeberapa keadaan seperti mencintai seseorang yang berhak untuk dicintai, telah ditanya Nabi :
((أي الناس أحب إليك فقال عائشة فقلت من الرجال قال أبوها فقلت ثم من قال عمر بن الخطاب قال فعد رجالا))
“Siapakah yang paling enkau cintai? Beliau menjawab: `Aisyah. Dan dari laki-laki? Beliau menjawab: Ayahnya. Aku berkata: Kemudian siapa? Beliau menjawab: `Umar. Kemudian beliau menyebutkan beberapa laki-laki selainnya.“
`Aisyah istri beliau, beliau mencintainya sebagaimana kecintaan seorang lelaki kepada istrinya. Dan rasa kasih sayang datangnya dari Allah, sebagaimana sabda Rosululloh . Kesimpulan dari hal ini, boleh bagi seseorang untuk mencintai istrinya. Allah berfirman:
﴿وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً﴾ [الروم/21]
“Dan menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang“.
Dan hal ini mubah (boleh). Adapun menebarkan apa yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) yang ma`nanya adalah hari kerusakan, hari yang membangkitkan kepada perzinahan, pelacuran dan pacaran.
Dan menempuh model-model orang kafir dalam pacaran di hari tersebut, dan mereka menganggap hal ini hari raya?!! Ini bukan hari raya, justru ini adalah fitnah. Dan telah bersabda Nabi dari hadits Nu`man bin Basyir :
((ألا وإن في الجسد مضغةً إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله: ألا وهي القلب))
“Ketahuilah sesungguhnya pada suatu jasad (tubuh) terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh, dan apabila segumpal daging itu rusak maka rusaklah seluruh tubuh, dan ketahuilah bahwa gumpalan itu adalah hati“.
Dan sebelumnya beliau bersabda:
))إن الحلال بينٌ، وإن الحرام بينٌ، وبينهما مشتبهاتٌ لا يعلمهن كثيرٌ من الناس، فمن اتقى الشبهات، استبرأ لدينه وعرضه، ومن وقع في الشبهات، وقع في الحرام، كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه، ألا وإن لكل ملكٍ حمىً، ألا وإن حمى الله محارمه((
“Sesungguhnya perkara yang halal telah jelas, dan perkara yang harom telah jelas, dan di antara keduanya terdapat perkara yang syubhat (samar), yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang, maka barangsiapa yang berhati-hati dari perkara yang syubhat itu, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya, dan barangsiapa yang terjerumus pada perkara yang syubhat itu maka ia telah terjerumus ke dalam hal yang harom, sebagaimana pengembala yang menghalau ternaknya di sekitar tempat terlarang, kemungkinan besar gembalaannya akan masuk ke tempat yang terlarang itu. Ketahuilah setiap penguasa pasti punya larangan, dan larangan Allah adalah apa-apa yang Dia haromkan“.
Maka keberadaan laki-laki di sekitar perempuan yang tidak menutup aurat, dan laki-laki tersebut melihatnya, hal ini termasuk jenis fitnah yang sangat besar. Dan dari dalil-dalil yang menunjukkan atas haromnya memandang wanita yang bukan mahrom, kecuali dengan maksud untuk melamarnya adalah firman Allah :
﴿قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ﴾ [النور/30]
“Katakanlah kepada orang-orang mu`min untuk menundukkan pandanganya dan memelihara kemaluannya, hal itu lebih suci bagi mereka. Sesunggunya Allah Khobirun (Maha mengetahui) apa yang mereka kerjakan.“
Maka barangsiapa yang menginginkan untuk dirinya kesucian, kebersihan dan kemurnian hendaknya dia beradab sesuai dengan adab kitabulloh dan sunnah RosulNya.
Dan di shohihain dari hadits Abi Sa`id Al-Khudry bahwasanya Nabi bersabda:
))إياكم والجلوس في الطرقات فقالوا: يا رسول الله مالنا من مجالسنا بدٌ؛ نتحدث فيها ! فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فإذا أبيتم إلا المجلس فأعطوا الطريق حقه قالوا: وما حق الطريق يا رسول الله ؟ قال: غض البصر، وكف الأذى، ورد السلام، والأمر بالمعروف، والنهي عن المنكر((
“Jauhilah duduk-duduk di tepi jalan!“ Para sahabat bertanya: “Kami tidak punya pengganti dari tempat-tempat ini, untuk kami membicarakan sesuatu.“ Rosululloh bersabda: “Apabila kalian merasa tidak bisa untuk meninggalkan duduk-duduk di tempat itu maka berikanlah haknya jalan!“ Para sahabat bertanya: “Apakah haknya jalan itu wahai Rosululloh ?“ beliau menjawab: “menundukkan pandangan, menahan gangguan, menjawab salam, amar ma`ruf dan nahi mungkar.“
Ini kalau dia duduk di jalan, lalu lewat perempuan atau sesuatu yang mengharuskan dia menundukkan pandangan darinya maka hendaknya dia menundukkan pandangannya. Lalu bagaimana dengan orang yang mengendarai mobilnya atau berjalan dengan kedua kakinya ke tempat yang dia melihat di sana perempuan menyanyi atau semisalnya, atau demikian pula yang dinamakan hari Valentine?!! Wahai sekalian manusia! Bertaqwalah kepada Allah!
Hari raya ini terdapat padanya banyak kerusakan, perzinahan adalah harom, dan sebab–sebab yang mengakibatkan perzinahan juga harom, seperti melihat, berjabat tangan dengan perempuan yang bukan mahrom, berkholwat (berdua-duaan laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom) dan sebagainya. Sedangkan Nabi telah bersabda sebagaimana pada hadits Abi Huroiroh :
((العينان تزنيان، واليدان تزنيان، والفرج يصدق ذلك أو يكذبه))
“Kedua mata berzina, dan kedua tangan berzina, adapun kemaluan membenarkan dan mendustakannya.“ Ma`nanya bahwa zina itu punya sebab dan penarik. Dan zina adalah perbuatan keji sebagaimana telah dikhobarkan oleh Robb kita :
﴿وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا ﴾ [الإسراء/32]
“Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk“.
Dan negri mana saja yang tersebar di dalamnya perbuatan keji ini, maka negri itu telah mengumandangkan siksaan Allah baginya, dan terkadang kerusakan dan pelacuran ini datangnya dari orang-orang kurang ketaqwaannya atau orang-orang bodoh, pengikut hawa nafsu dan keinginan-keinginan kotornya. Mereka tidak mempedulikan apa yang menimpa kaum muslimin dari bahaya yang disebabkan perbuatan mereka. Dan jika demikian perkaranya dan pada hari raya ini yang dinamakan `Idul hubb (Valentine), mereka menginfakkan harta yang bukan pada tempatnya, karena sesungguhnya wajib bagi kaum muslimin menginfakkan harta ini untuk kemashlahatan umum, dan tidak asing lagi bagi kebanyakan kalian bahwasanya di sana ada sebagian orang yang tidak mampu membeli satu karung terigu untuk keluarganya. Dan manusia saat ini dalam keadaan fakir kecuali sedikit, krisis moneter dari satu sisi, fitan dan problem dari sini yang lain, dan rakyat Yaman dilihat dengan pandangan permusuhan dari kebanyakan orang yang yang memiliki kepentingan – dan hal ini ma`ruf bagi orang yang berakal – dan orang-orang yang menanti kecelakaan mereka dari Yahudi, nashoro, komunis, dan kebanyakan orang yang telah terfitnah telah memperlihatkan taringnya (hendak menerkam) dari berbagai arah, untuk mengambil kebaikan-kebaikan mereka. Semuanya ingin memutuskan kebaikan-kebaikan, dan membinasakan mereka, dan seterusnya.
Adapun tingkah laku yang ada di lokasi yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) ini adalah tingkah laku orang-orang lalai, (yaitu) orang-orang yang tidak mempedulikan urusan dien, Allah berfirman:
﴿وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ﴾ [لقمان/6]
“Dan sebagian manusia ada yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan, mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.“
Dan Allah berfirman mengabarkan tentang penghuni neraka:
﴿وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُون﴾ [الأنعام/70]
“Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan sendagurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia, dan peringatkanlah mereka dengan Al-Qur`an, agar (masing-masing mereka) tidak dijerumuskan ke dalam kesusahan (neraka) karena perbuatan mereka sendiri, tiada baginya selain Allah sebagai pelindung dan (tiada pula) pemberi syafa`at, dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun niscaya tidak akan diterima darinya. Mereka itulah yang akan dijerumuskan ke dalam kesusahan (neraka) karena perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka disediakan minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.“
Kamu tidaklah diciptakan untuk main-main dan mengikuti langkah mereka orang-orang yang lalai yang merayakan Iedul hubb (Valentine) yang merupakan hari raya orang nashoro dan didukung oleh musuh-musuh Islam. Sedangkan kita negri muslim! Hari raya ini dan sejenisnya dari kemungkaran yang membuat murka dan menyempitkan dada seluruh orang-orang mu`min yang cemburu terhadap agamanya. Dari sinilah muncul kebencian kepada prilaku ini, (bisa jadi mengambil kesempatan dari orang yang cemburu terhadap agamanya dan Negara, muncul perkataan itu dari orang yang tidak memiliki rasa cemburu mereka mengatakan apa-apaan ini?! lihatlah apa-apaan ini?! Negara padanya kerusakan, lagu di dalamnya, demikian lihatlah hal-hal yang harom yang ada padanya, dan yang menunjukkan keharoman tersebut, dan didukung dan dijaga serta dilindungi oleh Negara. Negara apaan ini?!)(1)
Ini kami dengar dengan telinga kami, kami mengatakan apa yang kami dengar, karena kami bergaul dengan masyarakat, kalau demikian adanya, maka Negara ini butuh ini butuh itu dan butuh… Di antara mereka ada yang mengatakannya karena cemburu terhadap agamanya (dan dia berhak untuk berkomentar demikian) dan di antara mereka ada yang mengatakannya untuk memenuhi kepentingan pribadinya dan godaan syaitan. Dan ini adalah kenyataan yang kami sampaikan kepada kalian, dan kami – Alhamdulillah – senantiasa berkata dengan terus terang.
Maka tak sepantasnya hal itu menjadi sarana untuk membuka pintu pemberontakan. Krisis moneter dari sisi, pemberontakan dari sisi lain dan peperangan di sebagian tempat. Ya Alloh… kami berlepas diri dari semua ini, sedangkan mereka, masih saja merayakan `Idul hubb (Valentine). Aku berlindung kepada Allah dari segala keburukan. Allah berfirman:
﴿اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ * مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ * لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ وَأَسَرُّوا النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُوا هَلْ هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ﴾ [الأنبياء/1-3]
“Telah dekat kepada manusia hari dihisabnya amalan mereka sedang mereka berada dalam kelalaian dan berpaling darinya. Tidak datang kepada mereka suatu peringatanpun dari Robb mereka, melainkan mereka mendengarkannya dengan main-main, sedang hati mereka lalai. Dan orang-orang yang ddzolim merahasiakan pembicaraan mereka, orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kalian. Maka apakah kamu mendatangi sihir sedangkan kamu mengetahuinya?!“
Dan Allah berfirman:
﴿أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ * وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ * وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ ﴾ [النجم/59-61]
“Maka apakah dari pemberitahuan ini kamu merasa heran, tertawa, tidak menangis malah bertepuk tangan?!“
Dan demi Allah sesungguhnya kami memperingatkan penduduk negri ini-semoga Allah memberi taufiq kepada mereka- dari akibat maksiat. Dan tidak asing lagi bagi kalian peristiwa yang terjadi di Iraq dan Quwait. Quwait dahulunya juga melakukan nyanyian-nyanyian seperti ini, bermain dengan bunga mawar dan nyanyi-nyanyian. Dan jika datang penyanyi perempuan, mereka membentangkan permadani untuknya, dan … dan mengeluarkan harta yang melimpah (untuk kemaksiatan itu). Karena itu Allah menimpakan kepada mereka keganasan penduduk Iraq dari golongan Ba`siah. Mereka menyerangnya sampai mengusir mereka dari negri mereka. Yang beruntung dari mereka yang keluar dengan buntelan kecil, dan mereka meniggalkan rumah beserta isinya, anak dan istri mereka, serta mereka merampas harta dan perhiasan mereka. Ini semua merupakan siksaan dari Allah, Allah berfirman:
﴿وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ﴾ [هود/102]
“Dan demikianlah Robbmu menyiksa, apabila Dia menyiksa penduduk negri yang berbuat ddzolim. Sesungguhmya siksaannya amat pedih lagi keras.“
Dan Allah berfirman:
﴿وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا ﴾[الإسراء/16]
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu negri, kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah pada negri tersebut (untuk menta`ati Allah), lalu mereka melanggarnya dan melakukan kefasikan, maka layaklah berlaku atasnya ketentuan kami, lalu kami hancurkan negri tersebut sehancur-hancurnya“.
Dan tingkatan kedua dahulunya Iraq merupakan negri yang kaya dengan minyak, dan kekayaan alam lainnya. Kemudian Negara itu dikuasai oleh orang-orang yang lalim dan melampaui batas yang bertindak sewenag-wenang. Dan Allah jika hendak mengazab suatu negri maka akan dikuasakan atas negri tersebut kelaliman orang-orang yang hidup mewah. Dan di dalam Al-Qur`an terdapat beberapa ayat yang menunjukkan hal ini. Mereka adalah pintu segala musibah kecuali siapa yang dirohmati Allah. Negri itu dikuasai oleh orang-orang yang lalim, suka bermegah-megahan dan mendirikan rumah pelacuran dan seterusnya. Dan campur-baur laki-laki dan perempuan, minuman keras di kios-kios. Dan ini merupakan suatu yang masyhur pada orang-orang khusus atau yang datang kepada mereka. Padahal dahulu Imam Ahmad berasal dari Bagdad dan imam fulan dan fulan yang jika kamu membaca sejarah Bagdad kamu akan dapati jumlah ulama mencapai lima ribu atau lebih. Akan tetapi wahai saudaraku kema`siatan membinasakan negri itu. Kemudian Allah memberi kuasa atas mereka orang-orang yang tidak mempedulikan agama, dari Ba`tsiah dan orang-orang lalim yang mendapat kedudukan. Yang menjadikan pekerjaan mereka seputar tari-tarian, kerusakan, `Idul hubb (Valentine), dan sebagainya. Lalu Allah menguasakan atas mereka orang-orang kafir yang menyerbu dan menyiksa mereka. Maka terbunuhlah yang terbunuh dan tertawanlah yang ditawan. Mereka membunuh laki-laki, membiarkan perempuan hidup dan mengambil harta kekayaannya. Dan apa yang kamu lihat dari keadaan mereka masih terngiang di benak kita, demi Allah kami tidak bermaksud menertawakan atas apa yang menimpa mereka, akan tetapi hati kami tesayat pedih dengan apa yang menimpa kaum muslimin di sana. Adalah sebab itu semua karena adanya kerusakan yang mereka lakukan. Demi Allah bahkan sampai di sela-sela peperangan yang kami lihat dari beberapa selebaran dan berita, sampai di waktu perangpun para wanita berada di tengah-tengah para lelaki, tanpa hijab dan mendendangkan nyanyian “wathona wathona“ (negri kami negri kami). Kemudian Amerika – semoga Allah membinasakannya – menghinakan, dan menginjak-injak kehormatan mereka. Disebarkan foto laki-laki Amerika memperkosa perempuan Iraq. Dan foto-foto yang buruk lainnya. Apa sebab semua ini?!! Mereka laki-laki kita juga laki-laki, Amerika Negara dan kita juga Negara. Intinya, bahwa sebab Allah menimpakan kekalahan kepada mereka, dikarenakan dosa-dosa mereka sendiri.
Wahai saudaraku tiadalah di antara kita dan Allah kecuali ketaatan kepada Robb semesta alam. Umar bin Khotthob ketika terjadi gempa di Madinah, beliau mengumpulkan mereka dan mengatakan: “Demi Allah jika gempa terjadi lagi di Madinah niscaya aku akan keluar dari tengah-tengah kalian. Sungguh demi Allah kalian telah berbuat perkara yang muhdats.(1)“ Demikianlah orang yang merasakan panas dan pedihnya kema`siatan, sedangkan mereka enak-enak aja berbuat kefasikan bermain-main dan laki-laki di depan perempuan pada hari Valentine, bersamaan dengan itu dijaga oleh aparat, ini adalah harom!!! Wahai jama`ah takutlah kepada Allah!!! Orang-orang cemburu kepada agamanya!!! Sungguh demi Allah kami adalah penasehat bagi kalian, dan orang-orang juga cemburu untuk dicabut kebaikan yang ada pada mereka disebabkan oleh perbuatan ma`siat, ini adalah harom!!! Allah berfirman:
﴿ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴾ [الأنفال/53]
“Demikianlah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu ni`mat, yang telah dianugrahkan kepada suatu kaum sampai mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan sesungguhnya Allah Samii`un (maha mendengar) `Alim (maha melihat)“.
Sungguh demi Allah kami khawatir akan negri ini, dan muslimin, dan kebaikan yang ada padanya. Karena di dalamnya juga ada beberapa kema`siatan yang perlu diperbaiki dan taubat kepada Allah. Kami khawatir dicabutnya kebaikan tersebut disebabkan dosa-dosa yang kita lakukan. (Tidaklah perzinahan merajalela pada suatu kaum kecuali Allah akan menyiksa mereka dengan maut dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditahan hujan dari langit. Dan tidaklah mereka curang dalam berhukum kecuali Allah akan jadikan keganasan di antara mereka)(1) dan aku kira beliau mengatakan: (dan peperangan . (1) Semua ini dikarenakan dosa.
Oleh karena itu kami mewasiatkan untuk bertakwa kepada Allah, Bertakwalah!!! Bertakwalah kepadaNya!!!. Karena sesungguhnya Allah selalu mengawasi segala sesuatu. Bukan berarti seseorang hanya menjalankan tanggung jawabnya, kepentingan, pekerjaan, dan urusannya saja. Bukan demikian! Akan tetapi seorang muslim termasuk dari tugasnya adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Allah ـ berfirman:
﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴾ [آل عمران/104[
“Dan hendaknya ada di antara kalian sekelompok ummat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.“
Dan kita juga membutuhkan sholat istisqo untuk negri kita yang gersang, dan perlu bertaubat dan berdoa kepada Allah, negri kita juga ditimpa kelaparan, dan krisis moneter. Meskipun kebaikan ada pada sebagian orang, namun tidak sepantasnya lalai dari yang lain. Karena sesungguhnya hal itu bukanlah hal yang terpuji. Kita perlu tolong menolong, mencurahkan tenaga, dan kerja keras untuk melaksanakan apa yang bermanfaat bagi kaum muslimin untuk agama dan dunia mereka. Allah berfirman:
﴿الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ﴾ [الحج/41]
“Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukannya di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, dan kepada Allahlah kembalinya segala urusan.“
﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴾ [التوبة/71[
“Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka penolong sebagian yang lain, mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka menta`ati Allah dan RosulNya, mereka itulah yang akan Allah rahmati, sesungguhnya Allah `azizun (maha perkasa) hakim (maha bijaksana).“
Kalau seandainya kita semua kerja keras dan saling bantu membantu yang ini mengingkari kemungkaran dari sisi, dan yang satu dari sisi lain. Niscaya kemungkaran akan hilang, Insya Allah. Negri mana saja yang banyak keta`atannya niscaya banyak juga kebaikannya, dan negri mana saja yang banyak kema`siatannya, pasti banyak juga kerusakannya, dan akan musnah dan binasa. Allah telah membinasakan kaum Nabi Sholeh dengan sanak-saudaranya disebabkan unta larangan yang mereka sembelih, ni`mat dari ni`mat-ni`mat Allah, mereka tidak menjaga haknya maka Allah membinasakan mereka. Allah ـ berfirman:
¬¬﴿نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا * فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا﴾ [الشمس/13، 14]
“(Biarkanlah) Unta betina Allah dan minumannya, kemudian mereka mendustakan dan menyembelih unta tersebut, maka Rabb mereka membinasakan mereka dikarenakan dosa-dosa mereka, lalu Allah meratakan mereka (dengan tanah) .“
Wahai sekalian manusia!!! Allah telah membinasakan ummat-ummat disebabkan perkara yang seperti ini, sebagaimana Allah memerintahkan untuk membinasakan kaum Luth . Terdapat di beberapa buku tafsir, bahwasanya Allah mengutus Jibril untuk menyiksa dan membinasakan mereka disebabkan dosa-dosa mereka.
`Idul hubb (Valentine) ini menyerupai orang-orang kafir. Dan hukum merayakan dan kerja sama dalam merayakan hari ini adalah harom!! Wahai para pedagang. . !! Bertakwalah kalian kepada Allah!! Sedekah itu seharusnya diberikan kepada orang yang berhak, bukan kepada orang-orang pelaku maksiat, dan kerusakan!! Ini adalah hari raya Nashoro, dan kita akan membaca perkataan para Ulama yang berkaitan dengan hal ini.
Ini adalah hari raya kerusakan, mana kecemburuan kalian kepada mahrom?! Apa ma`na dari `Idul hubb (Valentine)?! Apa tidak cukup dengan siaran radio yang menyiarkan lagu-lagu yang tak tahu malu? Maka jadilah Negara ini bagaikan penyiar hal-hal yang tak tahu malu, sampai menyifati bentuk tubuh dan kecantikan perempuan.
Sungguh demi Allah hal ini tidak ada di zaman jahiliah dulu, tidak pada Qois, dan tidak pula Jarir, tidak fulan dan fulan dari para pujangga, yang salah seorang dari mereka mengatakan:
أمر على الديار ديار ليلى *أقبل ذا الجدار وذا الجدار
وما حب الديار شغفن قلبي * ولكن حب من سكن الديار
“Aku melewati kampung, kampungnya Laila. Aku menoleh ketembok ini dan ketembok itu. Dan bukanlah kampung ini yang menyenangkan hatiku, akan tetapi kecintaan kepada orang yang tinggal di dalamnya.“
Adapun mereka yang tak tahu malu di zaman jahiliyah, tidak didapati pada mereka `Idul hubb (Valentine). Adapun sekarang terang-terangan dalam kema`siatan, merayakan hari raya kerusakan. Sampai tingkatan didukung dengan dana, dijaga polisi, dan digaji atas hal itu!. Allohul musta`an
Bertakwalah kalian kepada Allah !! demi Allah Idul hubb (Valentine) ini bukanlah untuk kepentingan negara, bukan juga untuk kepentingan dunia dan dien. Tidaklah orang-orang Tar-tar mampu mengalahkan Negara-negara timur dan selainnya ketika itu, kecuali disebabkan banyaknya kerusakan yang dilakukan oleh para pemimpin. Dimana pikiran mereka terfokus hanya pada minuman keras, lagu, dan tidak mempedulikan betapa besarnya urusan kaum muslimin. Maka Allah menguasakan kaum Tar-tar untuk merusak tanaman dan binatang ternak mereka. Dan kita semua tidak merasa aman jika ada di antara kita orang yang sengaja menyebarkan bencana. Bisa jadi dengan membuat-buat hari raya yang tidak sesuai dengan Al-Qur`an dan Sunnah, atau dengan mempengaruhi mereka dengan pemikiran nashoro, yang telah dila`nat oleh Allah , Allah berfirman:
﴿لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ * كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ﴾ [المائدة/78، 79[
“Telah dila`nat orang-orang kafir dari Bani Isroil dengan lisan Daud dan `Isa ibn Maryam, yang demikian itu disebabkan mereka berma`siat dan selalu melampaui batas, mereka tidak saling mencegah dari kemungkaran yang mereka perbuat sungguh buruk apa yang mereka kerjakan“.
Dan sebagaimana pada hadits Ummu Salamah dan Ummu Habibah ketika mereka menyebutkan di hadapan Rosululloh gereja yang mereka lihat di Habasya, yang di dalamnya terdapat gambar-gambar, maka Rosululloh bersabda:
« إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ ، فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ »
“Sesungguhnya mereka itu jika ada orang sholeh yang meninggal dari mereka, mereka membangun di atas kuburannya mesjid, dan menggambar di dalamnya gambar tersebut, mereka itulah sejelek-jeleknya makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.“
Takutlah kalian dari kemurkaan Allah di dunia dan akhirat, kami memperingatkan diri kita, dan takut atas diri-diri kita. Allah berfirman:
﴿أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ ﴾[الأعراف/99]
“Apakah mereka merasa aman dari makar Allah (yang tidak diduga-duga)? Tidaklah merasa aman dari makarnya kecuali orang-orang yang merugi.“
Dan telah mengabarkan Nabi sebagaimana dalam As-Shohih beliau bersabda:
((لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ ، يَأْتِيهِمْ - يَعْنِى الْفَقِيرَ - لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا. فَيُبَيِّتُهُمُ اللَّهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ))
“Sungguh akan ada dari ummatku, suatu kaum yang menghalalkan perzinahan, sutera, khomr (minuman yang memabukkan), dan alat-alat musik, dan suatu kaum akan tinggal di tepi gunung, datang kepada mereka pengembala menghalau hewan ternak mereka, kemudian datang seorang fakir meminta keperluannya (mereka enggan) dan mengatakan datanglah besok, maka Allah membinasakan mereka di malam harinya dengan menimpakan gunung di atas mereka, dan merubah yang lain menjadi kera dan babi sampai hari kiamat.“
Kami tidaklah merasa aman dari makar Allah, baik pada perkara ini ataupun selainnya. Hari raya Valentine ini harom, dan hukum kerja sama dalam proses perayaannya adalah harom! Ini terus terang saja adalah hari raya orang-orang fasik, pelaku ma`siat, dan pengikut syahwat yang hendak melampiaskan syahwat, kesenangan, dan memuaskan mata mereka dengan hal-hal yang harom. Dan Rosululloh telah bersabda ketika melihat seseorang yang mengintip, maka beliau hendak mencungkil matanya, seraya mengatakan:
((لو رأيته ينظر إلى البيت لفقعت عينه))
“Seandainya aku mendapatinya mengintip ke dalam, rumah, niscaya akan kucungkil matanya“.
Hal ini kalau dia mengintip (hendak memuaskan matanya dengan yang tidak halal) dicungkil matanya. Hal ini (Valentine) tidak boleh ini adalah perkara yang harom! Dan pada hari raya ini terdapat kerusakan, marabahaya dan kesesatan. Dan Allah berfirman:
﴿وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ﴾ [الشورى/30]
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, hal itu disebabkan oleh ulah tangan kalian sendiri, dan Allah banyak memaafkan dari kesalahan.“
Sungguh kita tidak merasa aman akan muncul pemberontakan, fitnah, paceklik dan kelaparan yang disebabkan oleh ulah mereka sendiri. Allah berfirman:
﴿ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ﴾ [الروم/41]
“Telah Nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan ulah tangan manusia.“
Dan Allah berfirman mengabarkan tentang pemilik-pemilik kebun ( ashabul jannah ) yang dikaruniakan kepada mereka, hanya saja mereka bakhil terhadapnya, maka Allah musnahkan ni`mat tersebut:
﴿إِذْ أَقْسَمُوا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ * وَلَا يَسْتَثْنُونَ * فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ * فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ﴾ [القلم/17-20]
“Ketika mereka bersumpah sungguh mereka akan memetiknya di pagi hari, dan tidak mengucapkan insya Allah, lalu kebun-kebun mereka diliputi bencana dari Robbnya ketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu bagaikan malam yang gelap gulita.“ Yaitu musnahlah kebun-kebun dan harta kekayaan mereka. Dan siapa saja yang merubah ni`mat Allah, baik itu tingkatan Masyarakat, jama`ah, atau perorangan, maka Allah akan merubah ni`matnya dengan hal itu.
Dan semua yang memuliakan Allah, niscaya Allah akan memuliakannya. Dan balasan kejelekan adalah kejelekan semisalnya.
Dan sungguh kami berterima kasih kepada sebagian Ahlus sya`n (penguasa) karena kami mendapati tanggapan baik dari mereka. Namun yang kami inginkan lebih dari itu, dan kami telah meminta bantuan mereka dalam perkara ini. Dan maksud kami adalah penjagaan dari kita semua, menjaga dien Allah, dan hal ini merupakan kewajiban kita semua. Menjaga kebaikan yang ada adalah kewajiban bersama, wajib bagi kaum muslimin untuk menjaganya. Allah ـ berfirman:
+وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ_ [الحج/32]
“Dan barangsiapa yang mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.“
Dan tidak selayaknya kita hanyut dengan para penurut hawa nafsu, pelaku fitnah, ma`siat, dan orang-orang yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin. Dan Nabi ه bersabda:
((مَثَلُ القَائِمِ في حُدُودِ اللهِ وَالوَاقعِ فِيهَا ، كَمَثَلِ قَومٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَصَارَ بَعْضُهُمْ أعْلاها وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، وَكَانَ الَّذِينَ في أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقهُمْ ، فَقَالُوا: لَوْ أنَّا خَرَقْنَا في نَصِيبِنَا خَرْقاً وَلَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنَا ، فَإِنْ تَرَكُوهُمْ وَمَا أرَادُوا هَلَكُوا جَميعاً ، وَإنْ أخَذُوا عَلَى أيدِيهِمْ نَجَوا وَنَجَوْا جَميعاً))
“Perumpamaan orang yang selalu menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang terjerumus di dalamnya, bagaikan sekelompok orang yang membagi tempat di dalam kapal laut, sebagian mendapat bagian atas dan sebagian lagi di bagian bawah. Ketika orang-orang yang di bawah membutuhkan air, mereka harus mengambilnya di atas, yang tentunya mengganggu orang yang di atas, sehinggah yang di bawah mengatakan:“seandainya kita melubangi kapal ini, sehingga kita tidak mengganggu orang yang di atas. Jika mereka membiarkan hal itu niscaya semuanya akan celaka, dan jika mereka mencegah hal itu niscaya semuanya akan selamat.“
Nasehat pada hal itu menyebabkan keselamatan bersama, dan berkah, serta kebaikan untuk bersama. Dan maksud dari semua itu adalah seorang muslim menemui Robbnya, dalam keadaan Robbnya ridho terhadapnya.
Beberapa Perkataan Para Ulama
Berkata Syaikhul Islam ibnu Taimiyah ::
“Sesungguhnya hari raya-hari raya termasuk dalam jumlah syar` (aturan), manhaj (jalan), dan manasik (tata cara dan tempat-tempat ibadah), dan Allah berfirman:
+لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا_ [المائدة/48]
“Bagi tiap-tiap ummat di antara kalian telah kami jadikan syari`at, dan manhaj yang terang.“
Dan Allah berfirman:
+لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ_ [الحج/67]
“Bagi setiap ummat telah kami tetapkan syari`at tertentu yang mereka harus lakukan.“ Seperti kiblat, sholat, dan puasa.
Maka tiada perbedaan antara ikut serta merayakan hari raya, atau ikut serta dalam mengikuti manhaj. Karena sesungguhnya mencocoki setiap hari raya mereka merupakan mencocoki mereka dalam kekufuran, dan kecocokan pada beberapa bagiannya merupakan kecocokan di beberapa cabang kekufuran, bahkan hari raya termasuk dari ciri khas yang paling utama yang dengannya dibedakan syari`at-syari`at agama, dan yang paling nampak padanya dari syi`ar –syi`ar. Maka kecocokan padanya merupakan kecocokan pada syari`at-syari`at kekufuran, dan pada syi`ar-syi`arnya yang paling nampak. Dan tidak diragukan lagi bahwasanya kecocokan pada hal ini bisa jadi mencapai tingkat kekufuran secara keseluruhan dengan syarat-syaratnya. Adapun awalnya maka keadaannya yang paling ringan adalah ma`siat. Telah mengisyaratkan Nabi > kepada ciri khas ini dengan sabdanya:
((إن لكل قوم عيدا ، وإن هذا عيدنا))
“Sesungguhnya bagi setiap kaum hari raya, dan sesungguhnya hari ini adalah hari raya kita“. (Iqtidho shirotol mustaqim 1/525-529)
Dan berkata juga ::
Tidak halal bagi kaum muslimin untuk menyerupai mereka pada apa yang menjadi ciri khas di hari raya mereka. Tidak pada makanan, pakaian, bersuci, menyalakan api unggun, dan tidak pula mininggalkan kebiasaan dari pekerjaan, ibadah, atau selainnya. Dan tidak halal mengadakan pesta dengan mereka, dan tidak pula memberikan hadiah kepada mereka, serta menjual pada hari tersebut segala sesuatu yang membantu terselenggaranya hari raya tersebut, dan tidak boleh membiarkan anak-anak untuk bermain dengan permainan yang ada pada hari raya tersebut, dan tidak pula berhias pada hari tersebut. Dan secara keseluruhan tiada bagi mereka untuk mengkhususkan dengan sesuatu dari syi`ar-syi`ar mereka. Bahkan hari raya mereka di sisi kaum muslimin sama seperti hari-hari lainnya. Kaum muslimin tidak mengkhususkannya (hari tersebut) dengan apa yang merupakan ciri khas mereka.“Majmu` Fatawa (25/329).“
Fatwa Lajnah Daimah Al-Ifta di Kerajaan Saudi Arabia.
Telah ditanya Lajnah Daimah: “Sebagian orang merayakan hari keempat belas dari bulan februari pada setiap tahun masehi, dengan nama hari kasih sayang (Valentine day). Mereka saling menghadiahkan bunga mawar merah, mengenakan pakaian berwarna merah, dan saling mengucapkan selamat.
Dan beberapa toko manisan (turut merayakan) dengan membuat manisan-manisan berwarna merah serta digambar di atasnya gambar hati, dan beberapa toko membuat pengumuman tentang barang dagangannya, yang mengkhususkan hari ini. Bagaimana pendapat kalian ?
• Pertama: Merayakan hari ini.
• Kedua : Belanja dari toko-toko tersebut pada hari ini.
• Ketiga : Pemilik toko (yang tidak merayakan) menjual kepada yang merayakannya sebagian apa yang dihadiahkan pada hari ini.
Jawabannya: “Telah menunjukkan dalil-dalil yang shorih (jelas) dari al-qur`an dan sunnah serta kesepakatan salaful ummah, bahwasanya hari raya di Islam hanya ada dua yaitu ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Adapun yang selainnya dari hari raya, baik itu yang bersangkutan dengan perorangan, kelompok, kejadian, atau apa saja dari ma’na-ma’na, maka itu adalah hari raya yang bid’ah. Dan tidak boleh bagi kaum muslimin ikut merayakannya, dan menyetujuinya, dan tidak menampakkan kesenangan pada hari tersebut, dan tidak membantu proses perayaannya dengan sesuatupun. Karena sesungguhnya hal itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh ia telah mendzolimi dirinya sendiri. Dan jika terkumpul pada hari raya yang dibuat-buat (bid’ah) bersama dengan keberadaannya sebagai hari raya orang kafir, maka ini merupakan terkumpulnya dosa ke dosa, karena hal itu merupakan bentuk penyerupaan dan kecondongan kepada mereka. Sedangkan Allah telah melarang kaum mu’minin dari menyerupai dan mencintai mereka. Dan telah tsabit dari Nabi ج bersabda:
((من تشبه بقوم فهو منهم))
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan kaum tersebut.“
Dan `Idul hubb (Valentine) termasuk jenis yang telah disebutkan, karena sesungguhnya dia termasuk hari raya kaum nashoro dan penyembah berhala. Maka tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk merayakannya, menyetujuinya dan mengucapkan salam, bahkan wajib baginya meninggalkan dan menjauhinya. Dalam rangka mematuhi perintah Allah dan RosulNya dan dalam rangka menjauhi sebab kemurkaan Allah dan siksaNya. Demikian juga diharomkan bagi seorang muslim membantu proses perayaan atau selainnya dengan apapun juga. Dari makanan, minuman, jual-beli, memproduksi hadiah, saling memberi hadiah, pengumuman atau selain itu. Karena sesungguhnya semua itu termasuk dari tolong menolong dalam berbuat dosa, kedzoliman dan dalam kemaksiatan kepada Allah dan RosulNya. Sedangkan Allah ـ berfirman:
+وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ _[المائدة/2]
“Dan saling tolong menolonglah kalian dalam melakukan kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong menolong dalam berbuat dosa dan kedzoliman. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah sangat keras siksaNya.“
Dan wajib bagi seorang muslim untuk berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan sunnah pada semua keadaannya, terutama di waktu-waktu fitnah dan banyaknya kerusakan. Dan hendaknya ia menjadi orang yang memperhatikan dan berhati-hati agar tidak terjatuh pada kesesatan orang-orang yang dimurkai (yahudi) dan orang-orang yang sesat (nashoro) serta orang-orang fasiq yang tidak percaya kebesaran Allah dan tidak perduli terhadap agama Islam. Dan hendaknya seorang muslim menyerahkan diri kepada Allah dengan memohon hidayahNya dan istiqomah diatasnya. Karena sesungguhnya tiada yang memberi hidayah melainkan Allah , dan tiada yang memberi keistiqomahan (diatas al-haq) melainkan Allah , dan hanya dialah pemberi taufiq. Dan semoga shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad ج, keluarga serta sohabatnya.
2- Lajnah Daimah Lil Buhuus Al-`Ilmiah Wal Ifta` telah membaca apa yang datang kepada yang terhormat Muftil Aam dari penanya: Abdulloh Ali Robi`ah, dan diserahkan kepada Lajnah minal Amanatil Aamah lihayati kibaril `Ulama` dengan nomor: (5324) pada tanggal 3 – 11 - 1420 H. Seorang penanya telah bertanya ini nashnya:
“Sebagian orang merayakan hari keempat belas dari bulan februari pada setiap tahun masehi, dengan nama hari kasih sayang (Valentine day). Mereka saling menghadiahkan bunga mawar merah, mengenakan pakaian berwarna merah, dan saling mengucapkan selamat.
Dan beberapa toko manisan (turut merayakan) dengan membuat manisan-manisan berwarna merah serta digambar di atasnya gambar hati, dan beberapa toko membuat pengumuman tentang barang dagangannya, yang mengkhususkan hari ini. Bagaimana pendapat kalian ?
• Pertama: Merayakan hari ini.
• Kedua: Belanja dari toko-toko tersebut pada hari ini.
• Ketiga: Pemilik toko (yang tidak merayakan) menjual kepada yang merayakannya sebagian apa yang dihadiahkan pada hari ini. - وجزاكم الله خيراً-
Dan setelah Lajnah lil Ifta` mempelajari soal tersebut kemudian menjawab: “Telah menunjukkan dalil-dalil yang shorih (jelas) dari al-qur`an dan sunnah serta kesepakatan salaful ummah, bahwasanya hari raya di Islam hanya ada dua yaitu ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Adapun yang selainnya dari hari raya, baik itu yang bersangkutan dengan perorangan, kelompok, kejadian, atau apa saja dari ma’na-ma’na, maka itu adalah hari raya yang bid’ah. Dan tidak boleh bagi kaum muslimin ikut merayakannya, dan menyetujuinya, dan tidak menampakkan kesenangan pada hari tersebut, dan tidak membantu proses perayaannya dengan sesuatupun. Karena sesungguhnya hal itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh ia telah mendzolimi dirinya sendiri. Dan jika terkumpul pada hari raya yang dibuat-buat (bid’ah) bersama dengan keberadaannya sebagai hari raya orang kafir, maka ini merupakan terkumpulnya dosa ke dosa, karena hal itu merupakan bentuk penyerupaan dan kecondongan kepada mereka. Sedangkan Allah telah melarang kaum mu’minin dari menyerupai dan mencintai mereka. Dan telah tsabit dari Nabi ج bersabda:
((من تشبه بقوم فهو منهم))
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan kaum tersebut.“
Dan `Idul hubb (Valentine) termasuk jenis yang telah disebutkan, karena sesungguhnya dia termasuk hari raya kaum nashoro dan penyembah berhala. Maka tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk merayakannya, menyetujuinya dan mengucapkan salam, bahkan wajib baginya meninggalkan dan menjauhinya. Dalam rangka mematuhi perintah Allah dan RosulNya dan dalam rangka menjauhi sebab kemurkaan Allah dan siksaNya. Demikian juga diharomkan bagi seorang muslim membantu proses perayaan atau selainnya dengan apapun juga.
Dari makanan, minuman, jual-beli, memproduksi hadiah, saling memberi hadiah, pengumuman atau selain itu. Karena sesungguhnya semua itu termasuk dari tolong menolong dalam berbuat dosa, kedzoliman dan dalam kemaksiatan kepada Allah dan RosulNya. Sedangkan Allah ـ berfirman:
+وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ _[المائدة/2]
“Dan saling tolong menolonglah kalian dalam melakukan kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong menolong dalam berbuat dosa dan kedzoliman. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah sangat keras siksaNya.“
Dan wajib bagi seorang muslim untuk berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan sunnah pada semua keadaannya, terutama di waktu-waktu fitnah dan banyaknya kerusakan. Dan hendaknya ia menjadi orang yang memperhatikan dan berhati-hati agar tidak terjatuh pada kesesatan orang-orang yang dimurkai (yahudi) dan orang-orang yang sesat (nashoro) serta orang-orang fasiq yang tidak percaya kebesaran Allah dan tidak perduli terhadap agama Islam. Dan hendaknya seorang muslim menyerahkan diri kepada Allah dengan memohon hidayahNya dan istiqomah diatasnya. Karena sesungguhnya tiada yang memberi hidayah melainkan Allah , dan tiada yang memberi keistiqomahan (diatas al-haq) melainkan Allah , dan hanya dialah pemberi taufiq. Dan semoga shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad ج, keluarga serta sohabatnya.
Lajnah Daimah lil Buhust Al-Ilmiah wal Ifta`
• Ketua: `Abdul `Aziz bin `Abdillah bin Muhammad Alus Syaikh.
• Anggota: Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan.
• Anggota: `Abdulloh bin `Abdirrohman Al-Godayan.
• Anggota: Bakr bin `Abdillah, Abu Zaid.
Fatwa Syaikh Muhammad bin Soleh Al-Utsaimin
Pertanyaan:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Telah tersebar pada masa sekarang ini, perayaan hari `Idul hubb (Valentine) – terutama dikalangan pelajar wanita – dan hari ini termasuk dari hari raya nashoro, pada hari ini semuanya memakai stelan serba merah, dari pakaian, dan sepatu, bersamaan dengan itu mereka saling tukar menukar bunga merah.
Kami mengharap dari fadhilatikum untuk menjelaskan hukum merayakan seperti hari ini, dan apa pengarahan kalian kepada kaum muslimin pada perkara seperti ini. Semoga Allah menjaga dan membimbingmu.
Jawaban:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Merayakan ‘Iedul hubb (Valentine) tidak boleh. Karena beberapa alasan:
• Pertama: hari raya tersebut merupakan hari raya bid’ah (perkara yang dibuat-buat ) tidak ada asasnya dalam syariat.
• Kedua : bahwasanya hari tersebut menyeru kepada pacaran (kasih sayang ) kepada lawan jenis yang tidak halal.
• Ketiga : bahwasanya hari itu menarik untuk menyibukkan hati dengan perkara yang tidak berarti, yang menyelisihi salafus soleh.
Maka tidak halal untuk merayakan pada hari ini, sesuatu dari syi`ar-syi`ar hari raya tersebut. Baik itu pada makanan, minuman, pakaian, atau saling memberi hadiah. Dan hendaknya seorang muslim merasa mulia dangan agamanya, dan tidak menjadi imma`ah (suka ikut-ikutan) mengikuti siapa saja yang menyerunya. Saya memohon kepada Allah تعالى agar melindungi kaum muslimin dari semua fitnah yang nampak dan tersembunyi, dan agar melindungi kita dengan pertolongan dan taufikNya.
Ditulis oleh: Muhammad bin Soleh Al-Utsaimin, 5-11-1420 H
Ringkasan Materi Secara Ilmiah
Maka pada rangkaian serangan orang-orang kafir yang menyakitkan yang diarahkan kepada umat Islam untuk menghapus petunjuk-petunjuknya dan mematikan nilai-nilainya, mereka menyebarkan pemikiran orang barat dan sekutu-sekutunya untuk merayakan hari raya yang buruk. Mereka menamainya dengan nama yang mulia untuk menyebarkan keburukan di dalam pakaian kemuliaan untuk menipu dan memperdaya kaum muslimin. Yang demikian itu adalah ‘Iedul hubb atau ‘Iedul qiddis (Valentine)!!
Apa yang kalian ketahui dari tanggal 14 february?! Bisa jadi seseorang mengatakan: “ kami tidak mengetahui sesuatupun darinya.“ Namun kebanyakan mereka akan mengatakan: “Hari tersebut adalah hari bunga mawar merah, gambar hati dan hadiah merah …“ Sesungguhnya itu adalah ‘Iedul hubb akan tetapi bisa jadi mereka tidak memahami kisah hari ini dan sebabnya, dan tidak pula memahami bahwasanya mereka dengan merayakan hari tersebut menyerupai nashoro dalam mengenang seorang pendeta mereka. Namun bagaimanakah kisah hari ini dan bagaimana asalnya?
Telah terdapat di ensiklopedi mengenai hari ini. Bahwasanya Negara Roma dahulu merayakan hari raya yang dinamakan “luberkilia“ pada 15 februari setiap tahunnya. Dan pada hari tersebut diadakan kebiasaan dan upacara kegerejaan, dimana mereka dahulu mempersembahkan kurban-kurban kepada sesembahan mereka, yang mereka kira sebagai penjaga hewan-hewan peliharaan mereka dari terkaman serigala. Dan dahulu di sisi mereka hari ini bertepatan dengan liburan musim semi. Dimana dahulu perhitungan bulan mereka berbeda dengan perhitungan yang ada sekarang. Akan tetapi terjadi sesuatu yang merubah hari ini di sisi mereka menjadi 14 february di Roma pada abad ke-3 masehi.
Dan di zaman itu, keadaan agama nasroni berada pada awal perkembangannya. Dan pada masa itu yang menguasai Kerajaan Roma adalah Kaisar Kalayadis ke-2, yang melarang tentara-tentaranya untuk menikah. Supaya tidak menyibukkan mereka dari medan peperangan. Namun Al-qiddis (Valentine) menentang perintah ini, dan menikah secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi terbongkar dengan cepat dan dia dijatuhi hukuman mati. Dan ketika dia di dalam penjara, dia jatuh cinta kepada anak perempuan sipir (penjaga penjara) dan hal ini dia lakukan secara sembunyi-sembunyi dimana diharomkan bagi para pendeta dan para rahib dalam syari`at nasoro untuk menikah dan menjalin hubungan kasih sayang. Hanya saja yang menolongnya di sisi nasoro adalah keteguhannya di atas agama tersebut. Dimana Kaisar memberikan tawaran kepadanya untuk memaafkannya dengan syarat dia meninggalkan agama nasroni untuk menyembah sembahan-sembahan Roma, dan akan dijadikan sebagai orang dalamnya dan dijadikan menantunya. Akan tetapi dia menolak tawaran ini dan lebih memilih agama nasroni. Maka dilangsungkanlah padanya hukuman mati pada 14 februari tahun 280 masehi, malam 15 februari hari raya “luberkilia“. Dan mulai pada saat itu dia diberi gelar “qiddis“ (orang suci) yang merupakan istilah gerejani.
Dan beberapa tahun setelah itu, tatkala agama nasroni telah tersebar di Eropa, dan terbentuklah kekuasaan baginya, berubahlah liburan musim semi tersebut dan menjadi hari raya 14 february yang bernama “qiddis“ (Valentine) untuk mengenangnya. Karena dia telah menebus nyawanya untuk agama nasroni, dan memberikan perhatian kepada orang yang saling mencintai. Dan jadilah di dalam upacara pada hari itu saling tukar menukar bunga mawar merah dan kartu yang bergambar “cupid“ yang berbentuk anak kecil yang memiliki dua sayap, yang membawa busur dan anak panah. Dan dia adalah dewa cinta di sisi Roma (Yunani) yang mereka sembah selain Allah!. Dan telah datang banyak riwayat yang berlainan tentang hari raya ini dan orang tersebut. Akan tetapi semuanya berputar di sekitar ma’na ini.
Inilah dia hari raya yang diagungkan oleh kebanyakan pemuda dan pemudi kaum muslimin dan bisa jadi mereka tidak memahami kenyataan-kenyataan ini.
Mengapa ada pembicaraan tentang hari ini? barangkali seseorang akan ada yang mengatakan bahwasanya kalian dengan hal ini termasuk yang menyebarkan dan mengenalkan hari ini yang bisa jadi belum diketahui oleh banyak orang? Akan tetapi kami katakan kepada saudara kami ini bahwasanya orang yang memperhatikan keadaan kebanyakan pemuda pada hari ini, dan gerakan bisnis serta saling mengucapkan selamat pada hari ini, maka kalian akan memahami betapa jauh tersebarnya wabah dan kebiasaan jahiliyah ini, dan bid`ah yang tercela di Negara-negara Islam sebagaimana tersebarnya percikan api pada ranting yang kering. Padahal ini adalah da`wah yang memiliki tujuan-tujuan jahat yaitu mendukung para penurut syahwat, penyebaran perzinahan, dan munculnya kelemahan dari sisi aqidah di tengah-tengah anak-anak kaum muslimin berasaskan cinta dan semisalnya.
Kemudian bisa jadi ada yang berkata: kalian begitu mudah mengharomkan cinta, padahal kami pada hari ini cuma mengungkapkan isi hati, dan perasaan kami, dan bahaya apa yang timbul kalau cuma demikian perkaranya?
Jawabannya:
Pertama: Termasuk dari kesalahan, mencampur adukkan antara penamaan hari ini dengan hakikat yang diinginkan di belakangnya. Karena cinta yang dimaksudkan pada hari ini adalah pacaran, asmara, mengambil pasangan gelap. Dan yang telah diketahui bersama bahwa hari ini adalah hari kebebasan (dalam berzina), dan homosexual di sisi mereka tanpa ikatan atau batasan … dan bukan yang mereka maksudkan pada hari ini adalah cinta yang suci antara seorang pria dengan istrinya, dan wanita dengan suaminya.
Kedua: kemudian dalam mengungkapkan isi hati, dan perasaan bukan suatu hal yang dibolehkan bagi seorang muslim untuk mengada-adakan hari yang dia agungkan, dan dikhususkan sesuai kemauannya sendiri, baik menamainya atau menjadikannya seperti hari raya, bagaimana kalau hari itu termasuk dari hari raya orang kafir?! Sedangkan nash-nash kitab, sunnah, dan perkataan para ulama saling menguatkan dalam memperingatkan bahaya hal itu. Dan di antara nash-nash yang memperingatkan bahaya mencocoki mereka dalam merayakan hari raya mereka adalah:
1- Firman Allah ـ dalam menyifati hamba-hamba Rohman:
+وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ_ [الفرقان/72]
“Dan orang-orang yang tidak menghadiri kemungkaran.“ Berkata Ibnu Sirin :: “Ayat ini untuk “as-sya`aniyn“ (hari raya orang nasroni)“, dan berkata Mujahid :: “Hari raya musyrikin“ dan telah diriwatkan yang semisalnya dari Dohhak :.
2- Dan firman-Nya ـ:
+لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ_ [الحج/67]
“Bagi tiap ummat telah kami jadikan atas mereka syari`at tertentu yang mereka harus lakukan.“
3- Dan firman-Nya ـ:
+لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا_ [المائدة/48]
“Untuk tiap-tiap ummat di antara kalian telah kami jadikan syari`at dan manhaj yang terang.“
Allah berfirman di dalam kitabNya yang mulia, mengingatkan kita untuk memelihara nikmat:
+وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ_ [النحل/112]
“Dan Allah membuat suatu perumpamaan sebuah kota yang dahulunya aman lagi tentram. Rezki mendatanginya dari segala penjuru, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Kemudian Allah menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang telah mereka perbuat.“
Allah berfirman di dalam kitabNya yang mulia:
+لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آَيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ * فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ * ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُور_ [سبأ/15-17]
“Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda-tanda kekuaasaan Allah di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri, (kemudian dikatakan kepada mereka) makanlah dari rezki Robbmu dan bersyukurlah kepadanya. Negri yang baik dan Robb yang gofur (maha pengampun). Tetapi mereka berpaling, kemudian kami datangkan kepada mereka banjir yang besar, dan kami ganti kedua kebun mereka dengan kedua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr. Demikianlah kami berikan balasan kepada mereka karena kekafiran mereka, dan tidaklah kami mengazab kecuali orang-orang yang kafir.“
Dan Allah berfirman:
+وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ_ [إبراهيم/7]
“Dan ingatlah ketika Robbmu berfirman: Sesungguhnya jika kamu bersyukur sesungguhnya kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.“
Dan “kufur“ di sini mencakup kufur ingkar dan kufur nikmat. Dengan berlandaskan dalil-dalil dalam bab ini, dan Allah telah memerintahkan kita semua untuk senantiasa mengingat ni`matnya. Allah berfirman:
+يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ_ [المائدة/11]
“Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan ni’mat Allah (yang telah dikaruniakan kepadamu).“
Dan fiman Allah :
+فَاذْكُرُوا آَلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾ [الأعراف/69]
“Ingatlah nikmat-nikmat Allah agar kamu mendapat keberuntungan.“
Dan tidak diragukan lagi bahwa ni’mat jika tidak dijaga akan hilang dan jika dijaga akan tetap, dengan dalil ayat yang telah disebutkan. Dan dengan firman Allah :
﴿لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ﴾ [إبراهيم/7]
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur sungguh kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.“
Dan sesungguhnya Allah cemburu terhadap hamba-hambaNya, dan kecemburuan Allah tatkala hambaNya mendatangi apa yang dia haromkan, karena sesungguhnya dia menciptakan hamba-hambaNya untuk menyembahNya.
Allah berfirman:
﴿ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ*مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ*إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ﴾ [الذاريات/56]
“Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembahku, Aku tidak menginginkan sedikitpun rezki dari mereka dan tidak pula menginginkan supaya mereka memberi makan Aku. Sesungguhnya Allag Dialah Ar-Rozzak (maha pemberi rezki) yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh.“
Dan Allah tidak menciptakan mereka untuk bermain-main, lalai dan bermaksiat. Bahkan memperingatkan mereka dari bahaya berbuat maksiat kepadaNya.
﴿وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ﴾ [النساء/14]
“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rosulNya, dan melanggar ketentuan-ketentuannya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan.“
Dan Allah berfirman:
﴿فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا * فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا * السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولًا﴾ [المزمل/16-18]
“Maka Fir`aun mendurhakai Rosul itu, maka kami siksa dia dengan siksa yang berat. Maka bagaimana kamu melindungi dirimu, jika kamu telah mengkufuri hari yang menjadikan anak-anak beruban. Terpecah belah langit karenanya, dan adalah janjiNya pasti terlaksana.“
Dan Allah berfirman:
﴿قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ﴾ [النور/54]
“Katakanlah: Ta’atilah Allah dan RosulNya! Dan jika kamu berpaling, maka sesungguhnya baginya apa yang dibebankan kepadanya. Dan bagimu apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu mena`atinya niscaya kamu akan mendapat petunjuk. Dan tidaklah kewajiban Rosul kecuali menyampaikan amanat Allah dengan jelas.“
Dan ini sebagai pendahuluan mengenai keadaan kita dari kebaikan pada negri ini, yang di dalamnya ada mesjid-mesjid yang dimakmurkan, dan juga sekolah-sekolah (sekalipun masih banyak yang perlu ditanbih dan diperbaiki) dan padanya keamanan secara umum – ولله الحمد -. Dan di dalamnya ada unsur kecintaan kepada agama dan hal ini telah berakar (mendarah daging) pada penduduk negri ini. Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi dengan sabdanya:
« الإيمان يمان والحكمة يمانية والفقه يمان ».
“Keimanan di Yaman dan hikmah dari Yaman dan fiqih di Yaman.(1)“
Dan datanglah utusan kepada Nabi dari Yaman, Sedang Bani Tamim telah berada disekitarnya, kemudian beliau bersabda:
« أَبْشِرُوا يَا بَنِى تَمِيمٍ ». قَالُوا يا رسول الله بَشَّرْتَنَا فَأَعْطِنَا. قال عبد الرحمن فَتَغَيَّرَ وَجْهُ رسول الله ، قال فَجَاءَ حيٌّ من الْيَمَنِ ، فَقَالَ « يَا أَهْلَ الْيَمَنِ ، اقْبَلُوا الْبُشْرَى إِذْ لَمْ يَقْبَلْهَا بَنُو تَمِيمٍ ». قَالُوا قَبِلْنَا جِئْنَاكَ لِنَتَفَقَّهَ فِى الدِّينِ وَلِنَسْأَلَكَ عَنْ أَوَّلِ هَذَا الأَمْرِ فَأًخْبَرَ رَسُولُ الله بِأَوَّلِ هَذَا الأَمْر وانطلق رسول الله يحدثهم منشرحا من طلبهم ومن إقبالهم على العلم.
“Bergembiralah wahai Bani tamim! Lalu mereka menjawab: wahai Rosulullah engkau telah memberi kami kegembiraan, maka berikanlah! Berkata Abdurrohman: maka berubahlah roman wajah Rosulullah, kemudian datanglah utusan dari Yaman, kemudian beliau bersabda: “Terimalah kabar gembira jika Bani Tamim tidak menerimanya!“ Mereka mengatakan: Kami telah menerimanya wahai Rosululloh. Kemudian utusan dari Yaman mengatakan: Kami mendatangimu untuk mempelajari dien ini, dan bertanya tentang permulaan perkara ini(1). Kemudian beliau mengabarkan tentang permulaan perkara ini(1), dengan lapang dada, dan senang dengan pertanyaan, dan kesungguhan mereka dalam menuntut ilmu.“
Dan tidaklah asing utusan dari Al-As`ariyyin dan selain mereka kepada Rosulullah bagi siapa yang memperhatikan hal itu dan membaca perjalanan orang Yaman yang telah menempuh jalan yang baik ini.
Dan kami- ولله الحمد- di zaman ini melihat kebaikan dan kejelekan tetap ada dan pelaku kebaikan banyak, dan negri kita adalah negri Islam. Dan kita semua muslimin dan pemerintah muslimin dan kebaikan tetap ada. Selama keadaan masih demikian adanya, maka wajib bagi kita untuk saling menasehati tentang apa yang terjadi dari hal-hal yang mungkar dari waktu ke waktu.
Dan Allah berfirman menyifati kaum muminin:
﴿فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى * سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى * وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى * الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى * ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى﴾ [الأعلى/9-13]
“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat, akan mendapat pelajaran orang yang takut (kepada Allah). Dan akan menjauhi peringatan orang-orang yang celaka, yaitu orang yang akan masuk api yang menyala (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak pula hidup.“
Ayat ini terkandung di dalamnya sifat muminin bahwasanya mereka mengambil pelajaran. Dan akan tadzakkur (mengambil pelajaran) siapa saja yang takut kepada Allah dan takut ketika berdiri di depanNya, dan takut akan siksa dan pertanyaanNya, dimana mereka pada saat itu tanpa alas kaki, dan mata mereka terbelalak, dan tanpa pakaian, tiada harta di sisinya dan juga anak, sanak keluarga yang dekat dan yang jauh kecuali amalannya, yang mana dia menghadap Allah hanyalah dengan amalannya belaka. Jika amalan tersebut adalah kebaikan maka dibalas juga dengan kebaikan, dan jika kejelekan maka akan dibalas dengan kejelekan pula. Allah berfirman:
﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾ [الزلزلة/7، 8]
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun niscaya dia akan melihat balasannya juga.“
Tadzakkur adalah kebiasaan seorang mu`min, karena kadang-kadang datang kepadanya kelalaian, atau was-was syaithon, juga teman duduk jelek yang membuatnya senang kepada kebatilan kemudian dia mengingat Allah ـ, maka ketika itu ia menyadari kesalahannya dan tadzakkur (mengambil pelajaran).
Allah berfirman:
﴿وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ﴾[الذاريات/55]
“Dan berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.“
Bermanfaat baginya manfaat yang besar. Dan kerapkali peringatan itu menjauhkannya dari kemungkaran yang besar. Dan mendorongnya (dengan kebaikan tersebut) menuju kebaikan yang besar. Dan (seorang mu’min dan mu’min lainnya, bagaikan satu bangunan saling menguatkan satu sama lain)(1), menasehatinya, mewasiatkan kepadanya dan mengingatkannya kepada Allah ـ. Dan sungguh bukanlah ini (demi Allah) kecuali dari sisi hak muslim kepada muslim yang lain. Dan karena sesungguhnya Allah berfirman dalam kitabnya yang mulia:
﴿فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ﴾
“Maka barangsiapa yang mengamalkan sebesar dzarrah kebaikan, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengamalkan sebesar dzarrah kejelekan maka niscaya dia akan melihat balasannya juga.“
Dan Allah berfirman:
﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾ [الأنبياء/47]
“Dan Kami akan meletakkan timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidaklah seseorang didzolimi sedikit pun. Dan walaupun amalan tersebut hanya sebesar biji sawi, pasti Kami akan mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.“
Pada hari kiamat semua manusia akan dihisab sesuai dengan amalannya. Allah berfirman:
﴿وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ﴾ [الأنعام/164]
“Dan tidaklah seseorang membuat dosa, melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Robbmulah kalian akan kembali. Dan akan diberitakan kepada kalian apa yang kalian dulu perselisihkan.“
Dan Allah berfirman:
﴿وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ﴾ [الأنبياء/47]
“Dan Kami akan meletakkan timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidaklah seseorang didzolimi sedikit pun. Dan walaupun amalan tersebut hanya sebesar biji sawi, niscaya Kami akan mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.“
Tetapi yang wajib adalah nasehat dan perbaikan, dan hendaknya nasehat itu dihargai, dan agar masyarakat mengetahui bahwa Allah telah menjelaskan dalam kitab-Nya tentang keutamaan ilmu dan pemiliknya.
Allah berfirman:
﴿وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ﴾ [العنكبوت/43[
“Dan itulah permisalan yang kami misalkan bagi manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.“
Karena sesungguhnya ‘alim (orang yang berilmu) tidaklah dia berbicara dengan hawa nafsunya, hanya saja dia berbicara karena takut akan bahaya. Yang telah dijelaskan oleh Rosulullah sebagaimana di sohihain, dari hadits Zaenab binti Jahsy ك (istri Nabi ) dia berkata:
اسْتَيْقَظَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - مِنَ النَّوْمِ مُحْمَرًّا وَجْهُهُ يَقُولُ )) لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَاجُوجَ وَمَاجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ(( وحَلَّقَ قُلْتُ: أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ )) نَعَمْ ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ((
“Nabi terbangun dari tidur dengan roman muka yang merah, seraya berkata:لااله إلا الله kecelakaanlah bagi kaum Arab, dari bahaya yang telah mendekat, telah dibuka hari ini dari dinding Ya’juj dan Ma’juj sebesar ini (sambil melingkarkan jarinya) Aku berkata: Wahai Rosulullah apakah kita akan dibinasakan sedangkan di antara kami ada orang-orang soleh? Beliau berkata: Iya jika telah banyak kejelekan.“
Dan al-khubts (kejelekan) yang dimaksud di sini adalah kemaksiatan dan kedurhakaan. Sama saja apakah kemaksiatan tersebut berbentuk kesyirikan, kebid’ahan dan khurafat atau berbentuk kerusakan dengan sebab pelacuran dan zina. Dan perkara-perkara yang menggiring kepada perbuatan zina seperti lagu-lagu dan musik, dan orang-orang yang mendatangi kerusakan baik dari kalangan pria atau wanita.
Dan hari raya yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) ini, yang memiliki iklan secara meluas dan tersebar masyhur, dan telah berulang-ulang, ini termasuk hari raya orang kafir, dan termasuk dari perkara yang muhdats (dibuat-buat tanpa landasan syar`i). Padahal Nabi bersabda sebagaimana di hadits Ibni ‘Umar :
))بعثت بالسيف حتى يعبد الله وحده لا شريك له وجعل رزقي تحت ظل رمحي وجعلت الذلة والصغار على من خالف أمري ومن تشبه بقوم فهو منهم((
“Aku diutus dengan pedang, sampai Allah disembah tidak ada sekutu bagiNya, dan dijadikan rezkiku di bawah naungan tombakku. dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa yang menyelesihi perintahku, dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan meraka.“
Dan Allah berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا﴾ [النساء/144]
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian menjadikan orang-orang kafir sebagai wali (penolong) selain orang-orang yang beriman. Inginkah kalian mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksa kalian?!“
Sama saja apakah pertolongan itu berbentuk ucapan atau perbuatan semua itu harom hukumnya. Dan hari raya orang kafir termasuk sebab untuk menyerupai mereka (tasyabbuh dengan mereka), mencintai, dan menempuh cara mereka. Sedangkan Allah berfirman:
﴿لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ﴾ [المجادلة/22]
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling mencintai dan berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RosulNya. Walaupun mereka bapak-bapak mereka, atau anak-anak mereka, saudara-saudara, ataupun keluarga mereka.“
Maka mencintai orang-orang kafir dan menyerupai mereka (tasyabbuh) baik di hari raya mereka atau menyerupai mereka diseluruh perkara mereka merupakan perkara yang sangat diharomkan. Allah berfirman:
﴿فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ﴾ [المائدة/52]
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nashoro) mereka berkata: Kami takut akan mendapat bencana. Maka pasti Allah akan mendatangkan kemenangan kepada RosulNya atau keputusan dari sisiNya. Kemudian mereka menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.“
Sama saja apakah bersegera dalam amalan-amalan mereka, atau perkara-perkara mereka, atau menyerupai mereka, atau apa yang semisalnya, semua itu harom. Dan termasuk di antara sebab kebinasaan.
Hari raya ini merupakan sebab kerusakan dan perzinahan. Dan kecintaan itu sendiri apabila dilandasi karena Allah demikian pula kebencian karena Allah, maka ini adalah hal yang baik sekali. Bersabda Nabi :
((الحب في الله والبغض في الله من أوثق عرى الايمان))
“Kecintaan dan kebencian karena Allah merupakan ikatan keimanan yang paling kuat.“
Dan bersabda Nabi sebagaimana dalam as-shohih:
))أن رجلاً زار أخاً له في قريةٍ أخرى، فأرصد الله تعالى على مدرجته ملكاً، فلما أتى عليه قال: أين تريد ؟ قال: أريد أخاً لي في هذه القرية. قال: هل لك عليه من نعمةٍ تربها عليه ؟ قال: لا، غير أني أحببته في الله تعالى، قال: فإني رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما أحببته فيه((
“Ada seorang yang mengunjugi saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah mengutus malaikat untuk mengujinya, ketika malaikat itu menemuinya ia bertanya: Kamu mau kemana? Dia menjawab: Saya ingin mengunjungi saudaraku di desa ini. Malaikat itu berkata: Apakah kamu merasa berhutang budi padanya, sehingga kamu mengunjunginya? Dia menjawab: Tidak melainkan karena saya mencintainya karena Allah. Malaikat itu berkata: Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, dan bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karenaNya. (1)“
Dan telah tsabit dari hadits Mu`adz bin Jabal di sisi Malik di Muwatho, bahwasanya Rosulullah bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Robbnya :
()وَجَبَتْ مَحَبَّتي لِلْمُتَحَابِّينَ فيَّ، والمُتَجالِسِيْنَ فيَّ، وَالمُتَزَاوِرِينَ فيَّ، وَالمُتَبَاذِلِينَ فيَّ((
“Telah pasti kecintaanku bagi orang yang saling mencintai, bermajelis, mengunjungi, dan memberi karenaKu.“
Dan Allah berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴾ [المائدة/54]
“Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa yang murtad di antara kalian, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mererkapun mencintaiNya, lemah lembut terhadap orang mu`min dan keras terhadap orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki Dan Allah wasi`un (maha luas) `alim (maha mengetahui).“
Maka di dalamnya terdapat Fadhilah (keutamaan) mencintai karena Allah. Saling mencintai karena Allah adalah perkara yang dituntut secara syar`i, dan padanya keutamaan yang besar.
Perkara yang kedua dari cinta yang dibolehkan (mubah) seperti kecintaan seseorag kepada anaknya, atau kepada istrinya, atau kerabat dekatnya. Maka ini termasuk cinta yang dibolehkan dan disyariatkan.
Dan terkadang bisa jadi mustahab, dibeberapa keadaan seperti mencintai seseorang yang berhak untuk dicintai, telah ditanya Nabi :
((أي الناس أحب إليك فقال عائشة فقلت من الرجال قال أبوها فقلت ثم من قال عمر بن الخطاب قال فعد رجالا))
“Siapakah yang paling enkau cintai? Beliau menjawab: `Aisyah. Dan dari laki-laki? Beliau menjawab: Ayahnya. Aku berkata: Kemudian siapa? Beliau menjawab: `Umar. Kemudian beliau menyebutkan beberapa laki-laki selainnya.“
`Aisyah istri beliau, beliau mencintainya sebagaimana kecintaan seorang lelaki kepada istrinya. Dan rasa kasih sayang datangnya dari Allah, sebagaimana sabda Rosululloh . Kesimpulan dari hal ini, boleh bagi seseorang untuk mencintai istrinya. Allah berfirman:
﴿وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً﴾ [الروم/21]
“Dan menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang“.
Dan hal ini mubah (boleh). Adapun menebarkan apa yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) yang ma`nanya adalah hari kerusakan, hari yang membangkitkan kepada perzinahan, pelacuran dan pacaran.
Dan menempuh model-model orang kafir dalam pacaran di hari tersebut, dan mereka menganggap hal ini hari raya?!! Ini bukan hari raya, justru ini adalah fitnah. Dan telah bersabda Nabi dari hadits Nu`man bin Basyir :
((ألا وإن في الجسد مضغةً إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله: ألا وهي القلب))
“Ketahuilah sesungguhnya pada suatu jasad (tubuh) terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh, dan apabila segumpal daging itu rusak maka rusaklah seluruh tubuh, dan ketahuilah bahwa gumpalan itu adalah hati“.
Dan sebelumnya beliau bersabda:
))إن الحلال بينٌ، وإن الحرام بينٌ، وبينهما مشتبهاتٌ لا يعلمهن كثيرٌ من الناس، فمن اتقى الشبهات، استبرأ لدينه وعرضه، ومن وقع في الشبهات، وقع في الحرام، كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه، ألا وإن لكل ملكٍ حمىً، ألا وإن حمى الله محارمه((
“Sesungguhnya perkara yang halal telah jelas, dan perkara yang harom telah jelas, dan di antara keduanya terdapat perkara yang syubhat (samar), yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang, maka barangsiapa yang berhati-hati dari perkara yang syubhat itu, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya, dan barangsiapa yang terjerumus pada perkara yang syubhat itu maka ia telah terjerumus ke dalam hal yang harom, sebagaimana pengembala yang menghalau ternaknya di sekitar tempat terlarang, kemungkinan besar gembalaannya akan masuk ke tempat yang terlarang itu. Ketahuilah setiap penguasa pasti punya larangan, dan larangan Allah adalah apa-apa yang Dia haromkan“.
Maka keberadaan laki-laki di sekitar perempuan yang tidak menutup aurat, dan laki-laki tersebut melihatnya, hal ini termasuk jenis fitnah yang sangat besar. Dan dari dalil-dalil yang menunjukkan atas haromnya memandang wanita yang bukan mahrom, kecuali dengan maksud untuk melamarnya adalah firman Allah :
﴿قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ﴾ [النور/30]
“Katakanlah kepada orang-orang mu`min untuk menundukkan pandanganya dan memelihara kemaluannya, hal itu lebih suci bagi mereka. Sesunggunya Allah Khobirun (Maha mengetahui) apa yang mereka kerjakan.“
Maka barangsiapa yang menginginkan untuk dirinya kesucian, kebersihan dan kemurnian hendaknya dia beradab sesuai dengan adab kitabulloh dan sunnah RosulNya.
Dan di shohihain dari hadits Abi Sa`id Al-Khudry bahwasanya Nabi bersabda:
))إياكم والجلوس في الطرقات فقالوا: يا رسول الله مالنا من مجالسنا بدٌ؛ نتحدث فيها ! فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فإذا أبيتم إلا المجلس فأعطوا الطريق حقه قالوا: وما حق الطريق يا رسول الله ؟ قال: غض البصر، وكف الأذى، ورد السلام، والأمر بالمعروف، والنهي عن المنكر((
“Jauhilah duduk-duduk di tepi jalan!“ Para sahabat bertanya: “Kami tidak punya pengganti dari tempat-tempat ini, untuk kami membicarakan sesuatu.“ Rosululloh bersabda: “Apabila kalian merasa tidak bisa untuk meninggalkan duduk-duduk di tempat itu maka berikanlah haknya jalan!“ Para sahabat bertanya: “Apakah haknya jalan itu wahai Rosululloh ?“ beliau menjawab: “menundukkan pandangan, menahan gangguan, menjawab salam, amar ma`ruf dan nahi mungkar.“
Ini kalau dia duduk di jalan, lalu lewat perempuan atau sesuatu yang mengharuskan dia menundukkan pandangan darinya maka hendaknya dia menundukkan pandangannya. Lalu bagaimana dengan orang yang mengendarai mobilnya atau berjalan dengan kedua kakinya ke tempat yang dia melihat di sana perempuan menyanyi atau semisalnya, atau demikian pula yang dinamakan hari Valentine?!! Wahai sekalian manusia! Bertaqwalah kepada Allah!
Hari raya ini terdapat padanya banyak kerusakan, perzinahan adalah harom, dan sebab–sebab yang mengakibatkan perzinahan juga harom, seperti melihat, berjabat tangan dengan perempuan yang bukan mahrom, berkholwat (berdua-duaan laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom) dan sebagainya. Sedangkan Nabi telah bersabda sebagaimana pada hadits Abi Huroiroh :
((العينان تزنيان، واليدان تزنيان، والفرج يصدق ذلك أو يكذبه))
“Kedua mata berzina, dan kedua tangan berzina, adapun kemaluan membenarkan dan mendustakannya.“ Ma`nanya bahwa zina itu punya sebab dan penarik. Dan zina adalah perbuatan keji sebagaimana telah dikhobarkan oleh Robb kita :
﴿وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا ﴾ [الإسراء/32]
“Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk“.
Dan negri mana saja yang tersebar di dalamnya perbuatan keji ini, maka negri itu telah mengumandangkan siksaan Allah baginya, dan terkadang kerusakan dan pelacuran ini datangnya dari orang-orang kurang ketaqwaannya atau orang-orang bodoh, pengikut hawa nafsu dan keinginan-keinginan kotornya. Mereka tidak mempedulikan apa yang menimpa kaum muslimin dari bahaya yang disebabkan perbuatan mereka. Dan jika demikian perkaranya dan pada hari raya ini yang dinamakan `Idul hubb (Valentine), mereka menginfakkan harta yang bukan pada tempatnya, karena sesungguhnya wajib bagi kaum muslimin menginfakkan harta ini untuk kemashlahatan umum, dan tidak asing lagi bagi kebanyakan kalian bahwasanya di sana ada sebagian orang yang tidak mampu membeli satu karung terigu untuk keluarganya. Dan manusia saat ini dalam keadaan fakir kecuali sedikit, krisis moneter dari satu sisi, fitan dan problem dari sini yang lain, dan rakyat Yaman dilihat dengan pandangan permusuhan dari kebanyakan orang yang yang memiliki kepentingan – dan hal ini ma`ruf bagi orang yang berakal – dan orang-orang yang menanti kecelakaan mereka dari Yahudi, nashoro, komunis, dan kebanyakan orang yang telah terfitnah telah memperlihatkan taringnya (hendak menerkam) dari berbagai arah, untuk mengambil kebaikan-kebaikan mereka. Semuanya ingin memutuskan kebaikan-kebaikan, dan membinasakan mereka, dan seterusnya.
Adapun tingkah laku yang ada di lokasi yang dinamakan `Idul hubb (Valentine) ini adalah tingkah laku orang-orang lalai, (yaitu) orang-orang yang tidak mempedulikan urusan dien, Allah berfirman:
﴿وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ﴾ [لقمان/6]
“Dan sebagian manusia ada yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan, mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.“
Dan Allah berfirman mengabarkan tentang penghuni neraka:
﴿وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُون﴾ [الأنعام/70]
“Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan sendagurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia, dan peringatkanlah mereka dengan Al-Qur`an, agar (masing-masing mereka) tidak dijerumuskan ke dalam kesusahan (neraka) karena perbuatan mereka sendiri, tiada baginya selain Allah sebagai pelindung dan (tiada pula) pemberi syafa`at, dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun niscaya tidak akan diterima darinya. Mereka itulah yang akan dijerumuskan ke dalam kesusahan (neraka) karena perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka disediakan minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.“
Kamu tidaklah diciptakan untuk main-main dan mengikuti langkah mereka orang-orang yang lalai yang merayakan Iedul hubb (Valentine) yang merupakan hari raya orang nashoro dan didukung oleh musuh-musuh Islam. Sedangkan kita negri muslim! Hari raya ini dan sejenisnya dari kemungkaran yang membuat murka dan menyempitkan dada seluruh orang-orang mu`min yang cemburu terhadap agamanya. Dari sinilah muncul kebencian kepada prilaku ini, (bisa jadi mengambil kesempatan dari orang yang cemburu terhadap agamanya dan Negara, muncul perkataan itu dari orang yang tidak memiliki rasa cemburu mereka mengatakan apa-apaan ini?! lihatlah apa-apaan ini?! Negara padanya kerusakan, lagu di dalamnya, demikian lihatlah hal-hal yang harom yang ada padanya, dan yang menunjukkan keharoman tersebut, dan didukung dan dijaga serta dilindungi oleh Negara. Negara apaan ini?!)(1)
Ini kami dengar dengan telinga kami, kami mengatakan apa yang kami dengar, karena kami bergaul dengan masyarakat, kalau demikian adanya, maka Negara ini butuh ini butuh itu dan butuh… Di antara mereka ada yang mengatakannya karena cemburu terhadap agamanya (dan dia berhak untuk berkomentar demikian) dan di antara mereka ada yang mengatakannya untuk memenuhi kepentingan pribadinya dan godaan syaitan. Dan ini adalah kenyataan yang kami sampaikan kepada kalian, dan kami – Alhamdulillah – senantiasa berkata dengan terus terang.
Maka tak sepantasnya hal itu menjadi sarana untuk membuka pintu pemberontakan. Krisis moneter dari sisi, pemberontakan dari sisi lain dan peperangan di sebagian tempat. Ya Alloh… kami berlepas diri dari semua ini, sedangkan mereka, masih saja merayakan `Idul hubb (Valentine). Aku berlindung kepada Allah dari segala keburukan. Allah berfirman:
﴿اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ * مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ * لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ وَأَسَرُّوا النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُوا هَلْ هَذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ﴾ [الأنبياء/1-3]
“Telah dekat kepada manusia hari dihisabnya amalan mereka sedang mereka berada dalam kelalaian dan berpaling darinya. Tidak datang kepada mereka suatu peringatanpun dari Robb mereka, melainkan mereka mendengarkannya dengan main-main, sedang hati mereka lalai. Dan orang-orang yang ddzolim merahasiakan pembicaraan mereka, orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia seperti kalian. Maka apakah kamu mendatangi sihir sedangkan kamu mengetahuinya?!“
Dan Allah berfirman:
﴿أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ * وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ * وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ ﴾ [النجم/59-61]
“Maka apakah dari pemberitahuan ini kamu merasa heran, tertawa, tidak menangis malah bertepuk tangan?!“
Dan demi Allah sesungguhnya kami memperingatkan penduduk negri ini-semoga Allah memberi taufiq kepada mereka- dari akibat maksiat. Dan tidak asing lagi bagi kalian peristiwa yang terjadi di Iraq dan Quwait. Quwait dahulunya juga melakukan nyanyian-nyanyian seperti ini, bermain dengan bunga mawar dan nyanyi-nyanyian. Dan jika datang penyanyi perempuan, mereka membentangkan permadani untuknya, dan … dan mengeluarkan harta yang melimpah (untuk kemaksiatan itu). Karena itu Allah menimpakan kepada mereka keganasan penduduk Iraq dari golongan Ba`siah. Mereka menyerangnya sampai mengusir mereka dari negri mereka. Yang beruntung dari mereka yang keluar dengan buntelan kecil, dan mereka meniggalkan rumah beserta isinya, anak dan istri mereka, serta mereka merampas harta dan perhiasan mereka. Ini semua merupakan siksaan dari Allah, Allah berfirman:
﴿وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ﴾ [هود/102]
“Dan demikianlah Robbmu menyiksa, apabila Dia menyiksa penduduk negri yang berbuat ddzolim. Sesungguhmya siksaannya amat pedih lagi keras.“
Dan Allah berfirman:
﴿وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا ﴾[الإسراء/16]
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu negri, kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah pada negri tersebut (untuk menta`ati Allah), lalu mereka melanggarnya dan melakukan kefasikan, maka layaklah berlaku atasnya ketentuan kami, lalu kami hancurkan negri tersebut sehancur-hancurnya“.
Dan tingkatan kedua dahulunya Iraq merupakan negri yang kaya dengan minyak, dan kekayaan alam lainnya. Kemudian Negara itu dikuasai oleh orang-orang yang lalim dan melampaui batas yang bertindak sewenag-wenang. Dan Allah jika hendak mengazab suatu negri maka akan dikuasakan atas negri tersebut kelaliman orang-orang yang hidup mewah. Dan di dalam Al-Qur`an terdapat beberapa ayat yang menunjukkan hal ini. Mereka adalah pintu segala musibah kecuali siapa yang dirohmati Allah. Negri itu dikuasai oleh orang-orang yang lalim, suka bermegah-megahan dan mendirikan rumah pelacuran dan seterusnya. Dan campur-baur laki-laki dan perempuan, minuman keras di kios-kios. Dan ini merupakan suatu yang masyhur pada orang-orang khusus atau yang datang kepada mereka. Padahal dahulu Imam Ahmad berasal dari Bagdad dan imam fulan dan fulan yang jika kamu membaca sejarah Bagdad kamu akan dapati jumlah ulama mencapai lima ribu atau lebih. Akan tetapi wahai saudaraku kema`siatan membinasakan negri itu. Kemudian Allah memberi kuasa atas mereka orang-orang yang tidak mempedulikan agama, dari Ba`tsiah dan orang-orang lalim yang mendapat kedudukan. Yang menjadikan pekerjaan mereka seputar tari-tarian, kerusakan, `Idul hubb (Valentine), dan sebagainya. Lalu Allah menguasakan atas mereka orang-orang kafir yang menyerbu dan menyiksa mereka. Maka terbunuhlah yang terbunuh dan tertawanlah yang ditawan. Mereka membunuh laki-laki, membiarkan perempuan hidup dan mengambil harta kekayaannya. Dan apa yang kamu lihat dari keadaan mereka masih terngiang di benak kita, demi Allah kami tidak bermaksud menertawakan atas apa yang menimpa mereka, akan tetapi hati kami tesayat pedih dengan apa yang menimpa kaum muslimin di sana. Adalah sebab itu semua karena adanya kerusakan yang mereka lakukan. Demi Allah bahkan sampai di sela-sela peperangan yang kami lihat dari beberapa selebaran dan berita, sampai di waktu perangpun para wanita berada di tengah-tengah para lelaki, tanpa hijab dan mendendangkan nyanyian “wathona wathona“ (negri kami negri kami). Kemudian Amerika – semoga Allah membinasakannya – menghinakan, dan menginjak-injak kehormatan mereka. Disebarkan foto laki-laki Amerika memperkosa perempuan Iraq. Dan foto-foto yang buruk lainnya. Apa sebab semua ini?!! Mereka laki-laki kita juga laki-laki, Amerika Negara dan kita juga Negara. Intinya, bahwa sebab Allah menimpakan kekalahan kepada mereka, dikarenakan dosa-dosa mereka sendiri.
Wahai saudaraku tiadalah di antara kita dan Allah kecuali ketaatan kepada Robb semesta alam. Umar bin Khotthob ketika terjadi gempa di Madinah, beliau mengumpulkan mereka dan mengatakan: “Demi Allah jika gempa terjadi lagi di Madinah niscaya aku akan keluar dari tengah-tengah kalian. Sungguh demi Allah kalian telah berbuat perkara yang muhdats.(1)“ Demikianlah orang yang merasakan panas dan pedihnya kema`siatan, sedangkan mereka enak-enak aja berbuat kefasikan bermain-main dan laki-laki di depan perempuan pada hari Valentine, bersamaan dengan itu dijaga oleh aparat, ini adalah harom!!! Wahai jama`ah takutlah kepada Allah!!! Orang-orang cemburu kepada agamanya!!! Sungguh demi Allah kami adalah penasehat bagi kalian, dan orang-orang juga cemburu untuk dicabut kebaikan yang ada pada mereka disebabkan oleh perbuatan ma`siat, ini adalah harom!!! Allah berfirman:
﴿ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴾ [الأنفال/53]
“Demikianlah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu ni`mat, yang telah dianugrahkan kepada suatu kaum sampai mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan sesungguhnya Allah Samii`un (maha mendengar) `Alim (maha melihat)“.
Sungguh demi Allah kami khawatir akan negri ini, dan muslimin, dan kebaikan yang ada padanya. Karena di dalamnya juga ada beberapa kema`siatan yang perlu diperbaiki dan taubat kepada Allah. Kami khawatir dicabutnya kebaikan tersebut disebabkan dosa-dosa yang kita lakukan. (Tidaklah perzinahan merajalela pada suatu kaum kecuali Allah akan menyiksa mereka dengan maut dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditahan hujan dari langit. Dan tidaklah mereka curang dalam berhukum kecuali Allah akan jadikan keganasan di antara mereka)(1) dan aku kira beliau mengatakan: (dan peperangan . (1) Semua ini dikarenakan dosa.
Oleh karena itu kami mewasiatkan untuk bertakwa kepada Allah, Bertakwalah!!! Bertakwalah kepadaNya!!!. Karena sesungguhnya Allah selalu mengawasi segala sesuatu. Bukan berarti seseorang hanya menjalankan tanggung jawabnya, kepentingan, pekerjaan, dan urusannya saja. Bukan demikian! Akan tetapi seorang muslim termasuk dari tugasnya adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Allah ـ berfirman:
﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴾ [آل عمران/104[
“Dan hendaknya ada di antara kalian sekelompok ummat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.“
Dan kita juga membutuhkan sholat istisqo untuk negri kita yang gersang, dan perlu bertaubat dan berdoa kepada Allah, negri kita juga ditimpa kelaparan, dan krisis moneter. Meskipun kebaikan ada pada sebagian orang, namun tidak sepantasnya lalai dari yang lain. Karena sesungguhnya hal itu bukanlah hal yang terpuji. Kita perlu tolong menolong, mencurahkan tenaga, dan kerja keras untuk melaksanakan apa yang bermanfaat bagi kaum muslimin untuk agama dan dunia mereka. Allah berfirman:
﴿الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ﴾ [الحج/41]
“Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukannya di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, dan kepada Allahlah kembalinya segala urusan.“
﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴾ [التوبة/71[
“Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka penolong sebagian yang lain, mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka menta`ati Allah dan RosulNya, mereka itulah yang akan Allah rahmati, sesungguhnya Allah `azizun (maha perkasa) hakim (maha bijaksana).“
Kalau seandainya kita semua kerja keras dan saling bantu membantu yang ini mengingkari kemungkaran dari sisi, dan yang satu dari sisi lain. Niscaya kemungkaran akan hilang, Insya Allah. Negri mana saja yang banyak keta`atannya niscaya banyak juga kebaikannya, dan negri mana saja yang banyak kema`siatannya, pasti banyak juga kerusakannya, dan akan musnah dan binasa. Allah telah membinasakan kaum Nabi Sholeh dengan sanak-saudaranya disebabkan unta larangan yang mereka sembelih, ni`mat dari ni`mat-ni`mat Allah, mereka tidak menjaga haknya maka Allah membinasakan mereka. Allah ـ berfirman:
¬¬﴿نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا * فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا﴾ [الشمس/13، 14]
“(Biarkanlah) Unta betina Allah dan minumannya, kemudian mereka mendustakan dan menyembelih unta tersebut, maka Rabb mereka membinasakan mereka dikarenakan dosa-dosa mereka, lalu Allah meratakan mereka (dengan tanah) .“
Wahai sekalian manusia!!! Allah telah membinasakan ummat-ummat disebabkan perkara yang seperti ini, sebagaimana Allah memerintahkan untuk membinasakan kaum Luth . Terdapat di beberapa buku tafsir, bahwasanya Allah mengutus Jibril untuk menyiksa dan membinasakan mereka disebabkan dosa-dosa mereka.
`Idul hubb (Valentine) ini menyerupai orang-orang kafir. Dan hukum merayakan dan kerja sama dalam merayakan hari ini adalah harom!! Wahai para pedagang. . !! Bertakwalah kalian kepada Allah!! Sedekah itu seharusnya diberikan kepada orang yang berhak, bukan kepada orang-orang pelaku maksiat, dan kerusakan!! Ini adalah hari raya Nashoro, dan kita akan membaca perkataan para Ulama yang berkaitan dengan hal ini.
Ini adalah hari raya kerusakan, mana kecemburuan kalian kepada mahrom?! Apa ma`na dari `Idul hubb (Valentine)?! Apa tidak cukup dengan siaran radio yang menyiarkan lagu-lagu yang tak tahu malu? Maka jadilah Negara ini bagaikan penyiar hal-hal yang tak tahu malu, sampai menyifati bentuk tubuh dan kecantikan perempuan.
Sungguh demi Allah hal ini tidak ada di zaman jahiliah dulu, tidak pada Qois, dan tidak pula Jarir, tidak fulan dan fulan dari para pujangga, yang salah seorang dari mereka mengatakan:
أمر على الديار ديار ليلى *أقبل ذا الجدار وذا الجدار
وما حب الديار شغفن قلبي * ولكن حب من سكن الديار
“Aku melewati kampung, kampungnya Laila. Aku menoleh ketembok ini dan ketembok itu. Dan bukanlah kampung ini yang menyenangkan hatiku, akan tetapi kecintaan kepada orang yang tinggal di dalamnya.“
Adapun mereka yang tak tahu malu di zaman jahiliyah, tidak didapati pada mereka `Idul hubb (Valentine). Adapun sekarang terang-terangan dalam kema`siatan, merayakan hari raya kerusakan. Sampai tingkatan didukung dengan dana, dijaga polisi, dan digaji atas hal itu!. Allohul musta`an
Bertakwalah kalian kepada Allah !! demi Allah Idul hubb (Valentine) ini bukanlah untuk kepentingan negara, bukan juga untuk kepentingan dunia dan dien. Tidaklah orang-orang Tar-tar mampu mengalahkan Negara-negara timur dan selainnya ketika itu, kecuali disebabkan banyaknya kerusakan yang dilakukan oleh para pemimpin. Dimana pikiran mereka terfokus hanya pada minuman keras, lagu, dan tidak mempedulikan betapa besarnya urusan kaum muslimin. Maka Allah menguasakan kaum Tar-tar untuk merusak tanaman dan binatang ternak mereka. Dan kita semua tidak merasa aman jika ada di antara kita orang yang sengaja menyebarkan bencana. Bisa jadi dengan membuat-buat hari raya yang tidak sesuai dengan Al-Qur`an dan Sunnah, atau dengan mempengaruhi mereka dengan pemikiran nashoro, yang telah dila`nat oleh Allah , Allah berfirman:
﴿لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ * كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ﴾ [المائدة/78، 79[
“Telah dila`nat orang-orang kafir dari Bani Isroil dengan lisan Daud dan `Isa ibn Maryam, yang demikian itu disebabkan mereka berma`siat dan selalu melampaui batas, mereka tidak saling mencegah dari kemungkaran yang mereka perbuat sungguh buruk apa yang mereka kerjakan“.
Dan sebagaimana pada hadits Ummu Salamah dan Ummu Habibah ketika mereka menyebutkan di hadapan Rosululloh gereja yang mereka lihat di Habasya, yang di dalamnya terdapat gambar-gambar, maka Rosululloh bersabda:
« إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمُ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ ، فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ »
“Sesungguhnya mereka itu jika ada orang sholeh yang meninggal dari mereka, mereka membangun di atas kuburannya mesjid, dan menggambar di dalamnya gambar tersebut, mereka itulah sejelek-jeleknya makhluk di sisi Allah pada hari kiamat.“
Takutlah kalian dari kemurkaan Allah di dunia dan akhirat, kami memperingatkan diri kita, dan takut atas diri-diri kita. Allah berfirman:
﴿أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ ﴾[الأعراف/99]
“Apakah mereka merasa aman dari makar Allah (yang tidak diduga-duga)? Tidaklah merasa aman dari makarnya kecuali orang-orang yang merugi.“
Dan telah mengabarkan Nabi sebagaimana dalam As-Shohih beliau bersabda:
((لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ ، يَأْتِيهِمْ - يَعْنِى الْفَقِيرَ - لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا. فَيُبَيِّتُهُمُ اللَّهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ))
“Sungguh akan ada dari ummatku, suatu kaum yang menghalalkan perzinahan, sutera, khomr (minuman yang memabukkan), dan alat-alat musik, dan suatu kaum akan tinggal di tepi gunung, datang kepada mereka pengembala menghalau hewan ternak mereka, kemudian datang seorang fakir meminta keperluannya (mereka enggan) dan mengatakan datanglah besok, maka Allah membinasakan mereka di malam harinya dengan menimpakan gunung di atas mereka, dan merubah yang lain menjadi kera dan babi sampai hari kiamat.“
Kami tidaklah merasa aman dari makar Allah, baik pada perkara ini ataupun selainnya. Hari raya Valentine ini harom, dan hukum kerja sama dalam proses perayaannya adalah harom! Ini terus terang saja adalah hari raya orang-orang fasik, pelaku ma`siat, dan pengikut syahwat yang hendak melampiaskan syahwat, kesenangan, dan memuaskan mata mereka dengan hal-hal yang harom. Dan Rosululloh telah bersabda ketika melihat seseorang yang mengintip, maka beliau hendak mencungkil matanya, seraya mengatakan:
((لو رأيته ينظر إلى البيت لفقعت عينه))
“Seandainya aku mendapatinya mengintip ke dalam, rumah, niscaya akan kucungkil matanya“.
Hal ini kalau dia mengintip (hendak memuaskan matanya dengan yang tidak halal) dicungkil matanya. Hal ini (Valentine) tidak boleh ini adalah perkara yang harom! Dan pada hari raya ini terdapat kerusakan, marabahaya dan kesesatan. Dan Allah berfirman:
﴿وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ﴾ [الشورى/30]
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, hal itu disebabkan oleh ulah tangan kalian sendiri, dan Allah banyak memaafkan dari kesalahan.“
Sungguh kita tidak merasa aman akan muncul pemberontakan, fitnah, paceklik dan kelaparan yang disebabkan oleh ulah mereka sendiri. Allah berfirman:
﴿ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ﴾ [الروم/41]
“Telah Nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan ulah tangan manusia.“
Dan Allah berfirman mengabarkan tentang pemilik-pemilik kebun ( ashabul jannah ) yang dikaruniakan kepada mereka, hanya saja mereka bakhil terhadapnya, maka Allah musnahkan ni`mat tersebut:
﴿إِذْ أَقْسَمُوا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ * وَلَا يَسْتَثْنُونَ * فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ * فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ﴾ [القلم/17-20]
“Ketika mereka bersumpah sungguh mereka akan memetiknya di pagi hari, dan tidak mengucapkan insya Allah, lalu kebun-kebun mereka diliputi bencana dari Robbnya ketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu bagaikan malam yang gelap gulita.“ Yaitu musnahlah kebun-kebun dan harta kekayaan mereka. Dan siapa saja yang merubah ni`mat Allah, baik itu tingkatan Masyarakat, jama`ah, atau perorangan, maka Allah akan merubah ni`matnya dengan hal itu.
Dan semua yang memuliakan Allah, niscaya Allah akan memuliakannya. Dan balasan kejelekan adalah kejelekan semisalnya.
Dan sungguh kami berterima kasih kepada sebagian Ahlus sya`n (penguasa) karena kami mendapati tanggapan baik dari mereka. Namun yang kami inginkan lebih dari itu, dan kami telah meminta bantuan mereka dalam perkara ini. Dan maksud kami adalah penjagaan dari kita semua, menjaga dien Allah, dan hal ini merupakan kewajiban kita semua. Menjaga kebaikan yang ada adalah kewajiban bersama, wajib bagi kaum muslimin untuk menjaganya. Allah ـ berfirman:
+وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ_ [الحج/32]
“Dan barangsiapa yang mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.“
Dan tidak selayaknya kita hanyut dengan para penurut hawa nafsu, pelaku fitnah, ma`siat, dan orang-orang yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin. Dan Nabi ه bersabda:
((مَثَلُ القَائِمِ في حُدُودِ اللهِ وَالوَاقعِ فِيهَا ، كَمَثَلِ قَومٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَصَارَ بَعْضُهُمْ أعْلاها وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، وَكَانَ الَّذِينَ في أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقهُمْ ، فَقَالُوا: لَوْ أنَّا خَرَقْنَا في نَصِيبِنَا خَرْقاً وَلَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنَا ، فَإِنْ تَرَكُوهُمْ وَمَا أرَادُوا هَلَكُوا جَميعاً ، وَإنْ أخَذُوا عَلَى أيدِيهِمْ نَجَوا وَنَجَوْا جَميعاً))
“Perumpamaan orang yang selalu menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang terjerumus di dalamnya, bagaikan sekelompok orang yang membagi tempat di dalam kapal laut, sebagian mendapat bagian atas dan sebagian lagi di bagian bawah. Ketika orang-orang yang di bawah membutuhkan air, mereka harus mengambilnya di atas, yang tentunya mengganggu orang yang di atas, sehinggah yang di bawah mengatakan:“seandainya kita melubangi kapal ini, sehingga kita tidak mengganggu orang yang di atas. Jika mereka membiarkan hal itu niscaya semuanya akan celaka, dan jika mereka mencegah hal itu niscaya semuanya akan selamat.“
Nasehat pada hal itu menyebabkan keselamatan bersama, dan berkah, serta kebaikan untuk bersama. Dan maksud dari semua itu adalah seorang muslim menemui Robbnya, dalam keadaan Robbnya ridho terhadapnya.
Beberapa Perkataan Para Ulama
Berkata Syaikhul Islam ibnu Taimiyah ::
“Sesungguhnya hari raya-hari raya termasuk dalam jumlah syar` (aturan), manhaj (jalan), dan manasik (tata cara dan tempat-tempat ibadah), dan Allah berfirman:
+لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا_ [المائدة/48]
“Bagi tiap-tiap ummat di antara kalian telah kami jadikan syari`at, dan manhaj yang terang.“
Dan Allah berfirman:
+لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ_ [الحج/67]
“Bagi setiap ummat telah kami tetapkan syari`at tertentu yang mereka harus lakukan.“ Seperti kiblat, sholat, dan puasa.
Maka tiada perbedaan antara ikut serta merayakan hari raya, atau ikut serta dalam mengikuti manhaj. Karena sesungguhnya mencocoki setiap hari raya mereka merupakan mencocoki mereka dalam kekufuran, dan kecocokan pada beberapa bagiannya merupakan kecocokan di beberapa cabang kekufuran, bahkan hari raya termasuk dari ciri khas yang paling utama yang dengannya dibedakan syari`at-syari`at agama, dan yang paling nampak padanya dari syi`ar –syi`ar. Maka kecocokan padanya merupakan kecocokan pada syari`at-syari`at kekufuran, dan pada syi`ar-syi`arnya yang paling nampak. Dan tidak diragukan lagi bahwasanya kecocokan pada hal ini bisa jadi mencapai tingkat kekufuran secara keseluruhan dengan syarat-syaratnya. Adapun awalnya maka keadaannya yang paling ringan adalah ma`siat. Telah mengisyaratkan Nabi > kepada ciri khas ini dengan sabdanya:
((إن لكل قوم عيدا ، وإن هذا عيدنا))
“Sesungguhnya bagi setiap kaum hari raya, dan sesungguhnya hari ini adalah hari raya kita“. (Iqtidho shirotol mustaqim 1/525-529)
Dan berkata juga ::
Tidak halal bagi kaum muslimin untuk menyerupai mereka pada apa yang menjadi ciri khas di hari raya mereka. Tidak pada makanan, pakaian, bersuci, menyalakan api unggun, dan tidak pula mininggalkan kebiasaan dari pekerjaan, ibadah, atau selainnya. Dan tidak halal mengadakan pesta dengan mereka, dan tidak pula memberikan hadiah kepada mereka, serta menjual pada hari tersebut segala sesuatu yang membantu terselenggaranya hari raya tersebut, dan tidak boleh membiarkan anak-anak untuk bermain dengan permainan yang ada pada hari raya tersebut, dan tidak pula berhias pada hari tersebut. Dan secara keseluruhan tiada bagi mereka untuk mengkhususkan dengan sesuatu dari syi`ar-syi`ar mereka. Bahkan hari raya mereka di sisi kaum muslimin sama seperti hari-hari lainnya. Kaum muslimin tidak mengkhususkannya (hari tersebut) dengan apa yang merupakan ciri khas mereka.“Majmu` Fatawa (25/329).“
Fatwa Lajnah Daimah Al-Ifta di Kerajaan Saudi Arabia.
Telah ditanya Lajnah Daimah: “Sebagian orang merayakan hari keempat belas dari bulan februari pada setiap tahun masehi, dengan nama hari kasih sayang (Valentine day). Mereka saling menghadiahkan bunga mawar merah, mengenakan pakaian berwarna merah, dan saling mengucapkan selamat.
Dan beberapa toko manisan (turut merayakan) dengan membuat manisan-manisan berwarna merah serta digambar di atasnya gambar hati, dan beberapa toko membuat pengumuman tentang barang dagangannya, yang mengkhususkan hari ini. Bagaimana pendapat kalian ?
• Pertama: Merayakan hari ini.
• Kedua : Belanja dari toko-toko tersebut pada hari ini.
• Ketiga : Pemilik toko (yang tidak merayakan) menjual kepada yang merayakannya sebagian apa yang dihadiahkan pada hari ini.
Jawabannya: “Telah menunjukkan dalil-dalil yang shorih (jelas) dari al-qur`an dan sunnah serta kesepakatan salaful ummah, bahwasanya hari raya di Islam hanya ada dua yaitu ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Adapun yang selainnya dari hari raya, baik itu yang bersangkutan dengan perorangan, kelompok, kejadian, atau apa saja dari ma’na-ma’na, maka itu adalah hari raya yang bid’ah. Dan tidak boleh bagi kaum muslimin ikut merayakannya, dan menyetujuinya, dan tidak menampakkan kesenangan pada hari tersebut, dan tidak membantu proses perayaannya dengan sesuatupun. Karena sesungguhnya hal itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh ia telah mendzolimi dirinya sendiri. Dan jika terkumpul pada hari raya yang dibuat-buat (bid’ah) bersama dengan keberadaannya sebagai hari raya orang kafir, maka ini merupakan terkumpulnya dosa ke dosa, karena hal itu merupakan bentuk penyerupaan dan kecondongan kepada mereka. Sedangkan Allah telah melarang kaum mu’minin dari menyerupai dan mencintai mereka. Dan telah tsabit dari Nabi ج bersabda:
((من تشبه بقوم فهو منهم))
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan kaum tersebut.“
Dan `Idul hubb (Valentine) termasuk jenis yang telah disebutkan, karena sesungguhnya dia termasuk hari raya kaum nashoro dan penyembah berhala. Maka tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk merayakannya, menyetujuinya dan mengucapkan salam, bahkan wajib baginya meninggalkan dan menjauhinya. Dalam rangka mematuhi perintah Allah dan RosulNya dan dalam rangka menjauhi sebab kemurkaan Allah dan siksaNya. Demikian juga diharomkan bagi seorang muslim membantu proses perayaan atau selainnya dengan apapun juga. Dari makanan, minuman, jual-beli, memproduksi hadiah, saling memberi hadiah, pengumuman atau selain itu. Karena sesungguhnya semua itu termasuk dari tolong menolong dalam berbuat dosa, kedzoliman dan dalam kemaksiatan kepada Allah dan RosulNya. Sedangkan Allah ـ berfirman:
+وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ _[المائدة/2]
“Dan saling tolong menolonglah kalian dalam melakukan kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong menolong dalam berbuat dosa dan kedzoliman. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah sangat keras siksaNya.“
Dan wajib bagi seorang muslim untuk berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan sunnah pada semua keadaannya, terutama di waktu-waktu fitnah dan banyaknya kerusakan. Dan hendaknya ia menjadi orang yang memperhatikan dan berhati-hati agar tidak terjatuh pada kesesatan orang-orang yang dimurkai (yahudi) dan orang-orang yang sesat (nashoro) serta orang-orang fasiq yang tidak percaya kebesaran Allah dan tidak perduli terhadap agama Islam. Dan hendaknya seorang muslim menyerahkan diri kepada Allah dengan memohon hidayahNya dan istiqomah diatasnya. Karena sesungguhnya tiada yang memberi hidayah melainkan Allah , dan tiada yang memberi keistiqomahan (diatas al-haq) melainkan Allah , dan hanya dialah pemberi taufiq. Dan semoga shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad ج, keluarga serta sohabatnya.
2- Lajnah Daimah Lil Buhuus Al-`Ilmiah Wal Ifta` telah membaca apa yang datang kepada yang terhormat Muftil Aam dari penanya: Abdulloh Ali Robi`ah, dan diserahkan kepada Lajnah minal Amanatil Aamah lihayati kibaril `Ulama` dengan nomor: (5324) pada tanggal 3 – 11 - 1420 H. Seorang penanya telah bertanya ini nashnya:
“Sebagian orang merayakan hari keempat belas dari bulan februari pada setiap tahun masehi, dengan nama hari kasih sayang (Valentine day). Mereka saling menghadiahkan bunga mawar merah, mengenakan pakaian berwarna merah, dan saling mengucapkan selamat.
Dan beberapa toko manisan (turut merayakan) dengan membuat manisan-manisan berwarna merah serta digambar di atasnya gambar hati, dan beberapa toko membuat pengumuman tentang barang dagangannya, yang mengkhususkan hari ini. Bagaimana pendapat kalian ?
• Pertama: Merayakan hari ini.
• Kedua: Belanja dari toko-toko tersebut pada hari ini.
• Ketiga: Pemilik toko (yang tidak merayakan) menjual kepada yang merayakannya sebagian apa yang dihadiahkan pada hari ini. - وجزاكم الله خيراً-
Dan setelah Lajnah lil Ifta` mempelajari soal tersebut kemudian menjawab: “Telah menunjukkan dalil-dalil yang shorih (jelas) dari al-qur`an dan sunnah serta kesepakatan salaful ummah, bahwasanya hari raya di Islam hanya ada dua yaitu ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Adapun yang selainnya dari hari raya, baik itu yang bersangkutan dengan perorangan, kelompok, kejadian, atau apa saja dari ma’na-ma’na, maka itu adalah hari raya yang bid’ah. Dan tidak boleh bagi kaum muslimin ikut merayakannya, dan menyetujuinya, dan tidak menampakkan kesenangan pada hari tersebut, dan tidak membantu proses perayaannya dengan sesuatupun. Karena sesungguhnya hal itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh ia telah mendzolimi dirinya sendiri. Dan jika terkumpul pada hari raya yang dibuat-buat (bid’ah) bersama dengan keberadaannya sebagai hari raya orang kafir, maka ini merupakan terkumpulnya dosa ke dosa, karena hal itu merupakan bentuk penyerupaan dan kecondongan kepada mereka. Sedangkan Allah telah melarang kaum mu’minin dari menyerupai dan mencintai mereka. Dan telah tsabit dari Nabi ج bersabda:
((من تشبه بقوم فهو منهم))
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan kaum tersebut.“
Dan `Idul hubb (Valentine) termasuk jenis yang telah disebutkan, karena sesungguhnya dia termasuk hari raya kaum nashoro dan penyembah berhala. Maka tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk merayakannya, menyetujuinya dan mengucapkan salam, bahkan wajib baginya meninggalkan dan menjauhinya. Dalam rangka mematuhi perintah Allah dan RosulNya dan dalam rangka menjauhi sebab kemurkaan Allah dan siksaNya. Demikian juga diharomkan bagi seorang muslim membantu proses perayaan atau selainnya dengan apapun juga.
Dari makanan, minuman, jual-beli, memproduksi hadiah, saling memberi hadiah, pengumuman atau selain itu. Karena sesungguhnya semua itu termasuk dari tolong menolong dalam berbuat dosa, kedzoliman dan dalam kemaksiatan kepada Allah dan RosulNya. Sedangkan Allah ـ berfirman:
+وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ _[المائدة/2]
“Dan saling tolong menolonglah kalian dalam melakukan kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong menolong dalam berbuat dosa dan kedzoliman. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah sangat keras siksaNya.“
Dan wajib bagi seorang muslim untuk berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan sunnah pada semua keadaannya, terutama di waktu-waktu fitnah dan banyaknya kerusakan. Dan hendaknya ia menjadi orang yang memperhatikan dan berhati-hati agar tidak terjatuh pada kesesatan orang-orang yang dimurkai (yahudi) dan orang-orang yang sesat (nashoro) serta orang-orang fasiq yang tidak percaya kebesaran Allah dan tidak perduli terhadap agama Islam. Dan hendaknya seorang muslim menyerahkan diri kepada Allah dengan memohon hidayahNya dan istiqomah diatasnya. Karena sesungguhnya tiada yang memberi hidayah melainkan Allah , dan tiada yang memberi keistiqomahan (diatas al-haq) melainkan Allah , dan hanya dialah pemberi taufiq. Dan semoga shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi kita Muhammad ج, keluarga serta sohabatnya.
Lajnah Daimah lil Buhust Al-Ilmiah wal Ifta`
• Ketua: `Abdul `Aziz bin `Abdillah bin Muhammad Alus Syaikh.
• Anggota: Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan.
• Anggota: `Abdulloh bin `Abdirrohman Al-Godayan.
• Anggota: Bakr bin `Abdillah, Abu Zaid.
Fatwa Syaikh Muhammad bin Soleh Al-Utsaimin
Pertanyaan:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Telah tersebar pada masa sekarang ini, perayaan hari `Idul hubb (Valentine) – terutama dikalangan pelajar wanita – dan hari ini termasuk dari hari raya nashoro, pada hari ini semuanya memakai stelan serba merah, dari pakaian, dan sepatu, bersamaan dengan itu mereka saling tukar menukar bunga merah.
Kami mengharap dari fadhilatikum untuk menjelaskan hukum merayakan seperti hari ini, dan apa pengarahan kalian kepada kaum muslimin pada perkara seperti ini. Semoga Allah menjaga dan membimbingmu.
Jawaban:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Merayakan ‘Iedul hubb (Valentine) tidak boleh. Karena beberapa alasan:
• Pertama: hari raya tersebut merupakan hari raya bid’ah (perkara yang dibuat-buat ) tidak ada asasnya dalam syariat.
• Kedua : bahwasanya hari tersebut menyeru kepada pacaran (kasih sayang ) kepada lawan jenis yang tidak halal.
• Ketiga : bahwasanya hari itu menarik untuk menyibukkan hati dengan perkara yang tidak berarti, yang menyelisihi salafus soleh.
Maka tidak halal untuk merayakan pada hari ini, sesuatu dari syi`ar-syi`ar hari raya tersebut. Baik itu pada makanan, minuman, pakaian, atau saling memberi hadiah. Dan hendaknya seorang muslim merasa mulia dangan agamanya, dan tidak menjadi imma`ah (suka ikut-ikutan) mengikuti siapa saja yang menyerunya. Saya memohon kepada Allah تعالى agar melindungi kaum muslimin dari semua fitnah yang nampak dan tersembunyi, dan agar melindungi kita dengan pertolongan dan taufikNya.
Ditulis oleh: Muhammad bin Soleh Al-Utsaimin, 5-11-1420 H
Ringkasan Materi Secara Ilmiah
Maka pada rangkaian serangan orang-orang kafir yang menyakitkan yang diarahkan kepada umat Islam untuk menghapus petunjuk-petunjuknya dan mematikan nilai-nilainya, mereka menyebarkan pemikiran orang barat dan sekutu-sekutunya untuk merayakan hari raya yang buruk. Mereka menamainya dengan nama yang mulia untuk menyebarkan keburukan di dalam pakaian kemuliaan untuk menipu dan memperdaya kaum muslimin. Yang demikian itu adalah ‘Iedul hubb atau ‘Iedul qiddis (Valentine)!!
Apa yang kalian ketahui dari tanggal 14 february?! Bisa jadi seseorang mengatakan: “ kami tidak mengetahui sesuatupun darinya.“ Namun kebanyakan mereka akan mengatakan: “Hari tersebut adalah hari bunga mawar merah, gambar hati dan hadiah merah …“ Sesungguhnya itu adalah ‘Iedul hubb akan tetapi bisa jadi mereka tidak memahami kisah hari ini dan sebabnya, dan tidak pula memahami bahwasanya mereka dengan merayakan hari tersebut menyerupai nashoro dalam mengenang seorang pendeta mereka. Namun bagaimanakah kisah hari ini dan bagaimana asalnya?
Telah terdapat di ensiklopedi mengenai hari ini. Bahwasanya Negara Roma dahulu merayakan hari raya yang dinamakan “luberkilia“ pada 15 februari setiap tahunnya. Dan pada hari tersebut diadakan kebiasaan dan upacara kegerejaan, dimana mereka dahulu mempersembahkan kurban-kurban kepada sesembahan mereka, yang mereka kira sebagai penjaga hewan-hewan peliharaan mereka dari terkaman serigala. Dan dahulu di sisi mereka hari ini bertepatan dengan liburan musim semi. Dimana dahulu perhitungan bulan mereka berbeda dengan perhitungan yang ada sekarang. Akan tetapi terjadi sesuatu yang merubah hari ini di sisi mereka menjadi 14 february di Roma pada abad ke-3 masehi.
Dan di zaman itu, keadaan agama nasroni berada pada awal perkembangannya. Dan pada masa itu yang menguasai Kerajaan Roma adalah Kaisar Kalayadis ke-2, yang melarang tentara-tentaranya untuk menikah. Supaya tidak menyibukkan mereka dari medan peperangan. Namun Al-qiddis (Valentine) menentang perintah ini, dan menikah secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi terbongkar dengan cepat dan dia dijatuhi hukuman mati. Dan ketika dia di dalam penjara, dia jatuh cinta kepada anak perempuan sipir (penjaga penjara) dan hal ini dia lakukan secara sembunyi-sembunyi dimana diharomkan bagi para pendeta dan para rahib dalam syari`at nasoro untuk menikah dan menjalin hubungan kasih sayang. Hanya saja yang menolongnya di sisi nasoro adalah keteguhannya di atas agama tersebut. Dimana Kaisar memberikan tawaran kepadanya untuk memaafkannya dengan syarat dia meninggalkan agama nasroni untuk menyembah sembahan-sembahan Roma, dan akan dijadikan sebagai orang dalamnya dan dijadikan menantunya. Akan tetapi dia menolak tawaran ini dan lebih memilih agama nasroni. Maka dilangsungkanlah padanya hukuman mati pada 14 februari tahun 280 masehi, malam 15 februari hari raya “luberkilia“. Dan mulai pada saat itu dia diberi gelar “qiddis“ (orang suci) yang merupakan istilah gerejani.
Dan beberapa tahun setelah itu, tatkala agama nasroni telah tersebar di Eropa, dan terbentuklah kekuasaan baginya, berubahlah liburan musim semi tersebut dan menjadi hari raya 14 february yang bernama “qiddis“ (Valentine) untuk mengenangnya. Karena dia telah menebus nyawanya untuk agama nasroni, dan memberikan perhatian kepada orang yang saling mencintai. Dan jadilah di dalam upacara pada hari itu saling tukar menukar bunga mawar merah dan kartu yang bergambar “cupid“ yang berbentuk anak kecil yang memiliki dua sayap, yang membawa busur dan anak panah. Dan dia adalah dewa cinta di sisi Roma (Yunani) yang mereka sembah selain Allah!. Dan telah datang banyak riwayat yang berlainan tentang hari raya ini dan orang tersebut. Akan tetapi semuanya berputar di sekitar ma’na ini.
Inilah dia hari raya yang diagungkan oleh kebanyakan pemuda dan pemudi kaum muslimin dan bisa jadi mereka tidak memahami kenyataan-kenyataan ini.
Mengapa ada pembicaraan tentang hari ini? barangkali seseorang akan ada yang mengatakan bahwasanya kalian dengan hal ini termasuk yang menyebarkan dan mengenalkan hari ini yang bisa jadi belum diketahui oleh banyak orang? Akan tetapi kami katakan kepada saudara kami ini bahwasanya orang yang memperhatikan keadaan kebanyakan pemuda pada hari ini, dan gerakan bisnis serta saling mengucapkan selamat pada hari ini, maka kalian akan memahami betapa jauh tersebarnya wabah dan kebiasaan jahiliyah ini, dan bid`ah yang tercela di Negara-negara Islam sebagaimana tersebarnya percikan api pada ranting yang kering. Padahal ini adalah da`wah yang memiliki tujuan-tujuan jahat yaitu mendukung para penurut syahwat, penyebaran perzinahan, dan munculnya kelemahan dari sisi aqidah di tengah-tengah anak-anak kaum muslimin berasaskan cinta dan semisalnya.
Kemudian bisa jadi ada yang berkata: kalian begitu mudah mengharomkan cinta, padahal kami pada hari ini cuma mengungkapkan isi hati, dan perasaan kami, dan bahaya apa yang timbul kalau cuma demikian perkaranya?
Jawabannya:
Pertama: Termasuk dari kesalahan, mencampur adukkan antara penamaan hari ini dengan hakikat yang diinginkan di belakangnya. Karena cinta yang dimaksudkan pada hari ini adalah pacaran, asmara, mengambil pasangan gelap. Dan yang telah diketahui bersama bahwa hari ini adalah hari kebebasan (dalam berzina), dan homosexual di sisi mereka tanpa ikatan atau batasan … dan bukan yang mereka maksudkan pada hari ini adalah cinta yang suci antara seorang pria dengan istrinya, dan wanita dengan suaminya.
Kedua: kemudian dalam mengungkapkan isi hati, dan perasaan bukan suatu hal yang dibolehkan bagi seorang muslim untuk mengada-adakan hari yang dia agungkan, dan dikhususkan sesuai kemauannya sendiri, baik menamainya atau menjadikannya seperti hari raya, bagaimana kalau hari itu termasuk dari hari raya orang kafir?! Sedangkan nash-nash kitab, sunnah, dan perkataan para ulama saling menguatkan dalam memperingatkan bahaya hal itu. Dan di antara nash-nash yang memperingatkan bahaya mencocoki mereka dalam merayakan hari raya mereka adalah:
1- Firman Allah ـ dalam menyifati hamba-hamba Rohman:
+وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ_ [الفرقان/72]
“Dan orang-orang yang tidak menghadiri kemungkaran.“ Berkata Ibnu Sirin :: “Ayat ini untuk “as-sya`aniyn“ (hari raya orang nasroni)“, dan berkata Mujahid :: “Hari raya musyrikin“ dan telah diriwatkan yang semisalnya dari Dohhak :.
2- Dan firman-Nya ـ:
+لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ_ [الحج/67]
“Bagi tiap ummat telah kami jadikan atas mereka syari`at tertentu yang mereka harus lakukan.“
3- Dan firman-Nya ـ:
+لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا_ [المائدة/48]
“Untuk tiap-tiap ummat di antara kalian telah kami jadikan syari`at dan manhaj yang terang.“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar